Sinopsis Jodha Akbar episode 471 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 471 by Sally Diandra. Siang itu Jodha dan Rukayah sedang bermain catur dikamar Jodha, Jodha masih terlihat lemah karena sakit “Ratu Rukayah, kamu itu curang, kamu membuat aku menang dalam permainan ini” Rukayah tersenyum senang “Aku pikir kamu itu sakit tapi ternyata kamu itu tetap menggunakan pemikiranmu ketika sakit juga” Jodha hanya tersenyum “Moti, tolong siapkan makanan sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 471untuk Ratu Jodha ya” Moti segera berlalu dari hadapan mereka “Ratu Jodha, kamu tahu ... senyummu itu yang membuat aku kalah kali ini” tepat pada saat itu Jalal memasuki kamar Jodha “Heiii ada apa ini ?” Rukayah pura pura merajuk ke Jalal “Yang Mulia, Ratu Jodha sangat senang karena aku kalah hari ini, aku menerima kekalahanku” Jodha kembali tersenyum “Ratu Rukayah, terima kasih telah membuat Ratu Jodha tersenyum lagi” ujar Jalal sambil memandang kedua istrinya, dalam hati Rukayah berkata “Jika aku bisa membuat Jalal bahagia dengan memanfaatkan Jodha maka itu akan aku lakukan, aku akan berbuat apapun demi mendapatkan penghargaan Jalal” Jalal kemudian memberitahukan pada kedua istrinya bahwa Salim memenangkan peperangan, Jodha dan Rukayah sangat senang mendengarnya “Ratu Jodha, selamat yaaa anakmu telah menang dalam peperangan” Jodha dan Jalal saling tersenyum “Kalau begitu besok kita akan pulang ke Agra”

Beberapa hari kemudian rombongan Jalal sudah mencapai Agra dan tak lama kemudian, mereka juga menunggu kedatangan Salim bersama pasukannya “Yang Mulia, kapan Salim akan kembali, aku merasa sudah tidak sabar menunggu kedatangannya”, “Dia bukan saja anakmu, Ratu Jodha akan tetapi putra mahkota juga, semua orang pasti memberikan selamat padanya maka dia membutuhkan waktu untuk datang kesini” ujar Jalal dengan nada bangga, sesaat kemudian salah seorang pelayan datang menghampiri Jalal “Yang Mulia Raja, Pangeran Salim telah datang” Jalal sangat senang mendengar berita itu dan memberikan pelayan itu salah satu kalung yang dikenakannya dengan perasaan bahagia. Salim memasuki halaman istana bersama dengan orang orang kepercayaannya, Jalal dan Jodha sangat senang melihatnya, bergegas Salim memberikan salam pada Jalal “Dengan bangga aku katakan padamu, Yang Mulia bahwa aku tidak merusak kepercayaan anda, aku telah memenangkan peperangan” Jalal langsung memeluk anak sulungnya itu “Kamu telah membuat aku bangga padamu, Sekhu Baba” sementara itu dari kejauhan Haidar berkata dalam hati “Kenapa mereka berdua selalu menjadi bersama lagi dan lagi, kapan aku punya kesempatan untuk memisahkan Salim dan Jalal ?” Haidar menggerutu dalam hati.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4711“Salim, apakah kamu tidak ingin bertemu dengan kami ?” Hamida ikut menimpali pembicaraan anak dan cucunya itu, Salim segera menghampiri Hamida “Aku ingin menghampiri nenek yang terakhir kali jadi aku bisa punya banyak waktu bersama nenek” Hamida membelai wajah cucu kesayangannya itu, sementara itu Murad menghampiri ibunya, Salima “Murad, ibu senang kamu akhirnya bisa memenuhi tugasmu” Murad segera memeluk Salima, kemudian berpindah ke Jalal, Jalal juga memeluknya “Kamu juga layak mendapatkan pujian, Murad” ujar Jalal bangga, Jalal juga mengucapkan terima kasih pada ayah dan anak dari kerajaan Amer yaitu Bhagwandas dan Maan Sigh “Kami hanya memenuhi tugas kami, Yang Mulia” ujar Bhagwandas merendah, Salim menghampiri Danial “Danial, kamu telah tinggal disini dan mengurusi Agra sendirian, itu tidaklah mudah, aku bangga padamu” ujar Salim sambil memeluk Danial “Ratu Jodha, apakah kamu tidak melakukan ritual aarti untuk mereka ?” Jalal meminta Jodha melakukan ritual aarti untuk Salim dan saudara saudaranya “Dari tadi aku hanya menunggu untuk itu saja, Yang Mulia” tak lama kemudian Jodha melakukan ritual aarti untuk Salim dan saudara saudaranya, Salim menyentuh kaki Jodha sebagai tanda bakti anak pada orangtuanya, setelah ritual aarti berakhir, Murad mendekati Danial “Danial, apakah kamu tidak rindu padaku ?”, “Aku tidak punya waktu untuk merindukanmu, Murad” Danial mencoba menggoda Murad “Kalau aku rindu sekali sama kamu selama aku disana karena nggak ada siapapun yang bisa aku goda disana” semua yang ada disana tertawa senang termasuk Jalal yang terus memperhatikan mereka.

“Yang Mulia, aku telah membawa sebuah hadiah untukmu” ujar Salim bangga, “Tunjukkan padaku, Sekhu Baba !” Salim segera memerintahkan prajuritnya untuk membawa Mirza Hakim kehadapan Jalal “Ini dia penjahatmu, Yang Mulia dan juga saudara laki lakimu ! Sekarang adalah keputusanmu, Yang Mulia ... semuanya aku serahkan padamu, apa yang akan kamu lakukan padanya” Jalal melihat Mirza Hakim dengan tatapan sedih dan terharu “Kamu telah sangat melukai aku, Mirza Hakim ... apakah kamu lupa seberapa besar rasa cintaku padamu ? Aku tidak pernah melupakan itu bahwa kita mempunyai darah yang sama, jika aku memberikan kamu hukuman maka ayah kita akan terluka maka aku memaafkan kamu, kamu akan tinggal disini sebagai tamuku, aku harap kamu akan mempertahankan persaudaraan di Agra” Mirza Hakim yang semula marah ke Jalal tiba tiba terkejut dengan pernyataan Jalal dan semua orang mengelu elukan nama Jalal dan nama keluarga kerajaan yang lain.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4712Didalam ruangan dikerajaan Mughal, Jalal sedang berkumpul bersama Hamida dan Mirza Hakim yang berdiri didepan Jalal “Kak, aku tidak pantas untuk mendapatkan penghormatan seperti ini, aku tidak berani menatap kedua bola matamu, kak ... lebih baik bunuhlah aku !” Mirza Hakim merasa salah tingkah didepan Jalal “Apa yang kamu katakan, Mirza ?” ibu Hamida ikut menimpali “Jika aku tetap berada disini maka aku akan tetap memikirkan tentang kesalahan kesalahanku, ibu ... jadi biarkanlah aku pergi dari sini, kak” Jalal hanya diam saja sambil memikirkan sesuatu tepat pada saat itu Jodha datang menemui mereka “Mirza, aku telah membuat manisan buat kamu, kamu sangat menyukainya bukan ?” Jodha berusaha membujuk Mirza untuk memakan manisan buatannya “Jodha, dia itu meminta untuk membiarkannya dirinya pergi dari sini” ibu Hamida kembali buka suara “Tidak ! Kamu tidak akan pergi dari sini, Mirza !”, “Aku sangat merasa bersalah, kak” ujar Mirza Hakim lagi “Apa yang kamu lakukan itu cuma kesalahpahaman belaka dan sekarang kamu bisa memperbaikinya, tinggallah disini untuk beberapa hari” Jodha kembali membujuk Mirza Hakim “Kamu masih menganggapku sebagai saudaramu ?” Jodha tersenyum “Kadang kadang satu hal yang baik berlebihan pada hal hal yang buruk, aku sempat mendengar ketika Syarifudin membaca suratmu ketika kamu tahu tentang penculikkanku, kamu tidak mendukung rencana Syarifudin saat itu dan memutuskan persekutuanmu dengannya karena kamu menghormati aku” ujar Jodha “Terima kasih untuk semua ini, kak ... tapi aku ingin meminta pengampunan pada Tuhan, biarkan aku pergi ke Kabul” Mirza Hakim terus memohon “Baiklah, jika kamu ingin pergi, pergilah ... carilah kedamaian dan kembalilah segera” Jalal akhirnya angkat bicara “Tapi sebelum kamu pergi, makanlah manisan ini”, “Bagaimana aku mengatakan tidak, kak” Jodha mulai menyuapi Mirza Hakim “Salim itu sangat berani, kak ... dan dia memang pantas menjadi raja selanjutnya, aku sangat bangga sebagai pamannya, kak” mereka semua yang hadir disana tersenyum.

Narator : “Kesultanan Mughal akhirnya berangsur angsur membaik dan berkat turunnya hujan, semua tanaman tumbuh berkembang kembali dan keyakinan rakyat akan Jalal juga segera pulih”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4713Diruang sidang Dewan - E - Khaas, ketika Jalal sedang berkumpul dengan para menterinya dan keluarga kerajaan, salah satu prajuritnya mengabarkan bahwa Guru Ji Badrinath datang ke istana sesuai dengan permintaan Jalal, Jalal menyuruhnya untuk masuk ke ruang sidang. Guru Ji Badrinath datang kehadapan Jalal dengan tatapan tajamnya sementara Jalal menundukkan kepalanya kemudian Jalal menghampiri Guru Ji, semua yang hadir disana ikut berdiri termasuk Jodha yang senang melihat kedatangan guru spiritualnya. “Guru Ji, aku telah salah paham padamu selama ini, maka aku ingin meminta maaf padamu dihadapan semua orang, aku telah keluar jalur, aku telah meremehkan keyakinanmu, maafkanlah aku” Jalal memohon maaf pada Guru Ji “Apa yang kamu lakukan pada masa lalu itu memang sudah menjadi takdirmu, akan tetapi sekarang apa yang telah kamu lakukan saat ini sangatlah menakjubkan, Yang Mulia ... seorang manusia bisa saja melakukan kesalahan tapi seorang manusia yang mulia adalah yang bisa menyadari kesalahan kesalahannya, aku hanya bisa berdoa untuk kamu agar kamu sukses lebih baik lagi dan lagi” Guru Ji mulai angkat bicara “Aku telah berfikir bahwa kamu akan menerima permintaan maafku ini kalau kamu juga menerima posisi pejabat kerajaan dalam sidangku ini” Jalal memohon pada Guru Ji, Guru Ji akhirnya menerima posisi tersebut kemudian dia menyalami semua menteri yang ada disana sambil dibimbing Jalal menuju ke singgasana Raja, sambil masih berdiri Jalal berkata pada semua yang hadir disana “Aku sangat bahagia semua baik baik saja sekarang, semuanya dalam keadaan sehat di Kesultanan Mughal dan aku ingin merayakan peristiwa ini, aku akan mengadakan sebuah pesta untuk menyambutnya !” ujar Jalal senang.

Tak berapa lama kemudian para pedagang perhiasan datang ke istana, Hoshiyar menghentikan mereka “Mau apa kalian kemari ?”, “Yang Mulia Raja telah memanggil kami untuk membeli beberapa perhiasan untuk istri istri Raja, aku juga baru tahu bahwa Yang Mulia Raja akan mengumumkan Malika Hind (Ratu India)” Hoshiyar sangat senang mendengarnya.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4714Dikamar Rukayah, Rukayah terus menerus memanggil nama Hoshiyar “Hoshiyar ! Hoshiyar ! Dimana kamu ! Pelayan dimana Hoshiyar ?” tepat pada saat itu Hoshiyar mendatangi Rukayah “Yang Mulia Ratu, aku punya kabar baik untukmu” Hoshiyar mencoba membujuk Rukayah, sementara Rukayah terus cemberut ke Hoshiyar “Ini tidak mudah untuk membuat aku senang !” Hoshiyar kemudian menceritakan pada Rukayah bahwa Jalal akan mengumumkan Malika Hind pada saat perayaan “Lalu kenapa ? Itu tidak penting apakah aku akan mendapatkan posisi itu atau tidak, paling nanti Jalal akan memberikannya pada Jodha karena dia telah bekerja keras selama ini” Rukayah pesimis dengan posisi tersebut “Ratu Jodha telah menjadi hakim didesa itu dan anda telah melayani para warga penduduk, jadi sama halnya ketika Ratu Jodha mendapatkan posisi sebagai Mariam Uz Zamani maka aku pikir posisi ini adalah untuk anda, Ratu Rukayah” Rukayah sangat senang mendengar penjelasan Hoshiyar “Jangan terlalu mengada ada, Hoshiyar !”, “Jika berita ini benar maka anda harus memberikan hadiah untukku, Ratu Rukayah”, “Sudahlah konsentrasi pada pekerjaanmu ! Persiapkan hookah untukku !” Hoshiyar segera berlalu meninggalkan Rukayah “Kedengarannya cukup menarik” bathin Rukayah dalam hati.

Dihalaman istana, Salim sedang ngobrol dengan Qutub, sahabatnya. “Qutub, aku harus bekerja untuk para warga penduduk sekarang, mereka telah percaya padaku jadi aku harus memenuhi kewajibanku, aku harus melayani mereka”, “Salim, dulu kamu pernah berusaha untuk melarikan diri dari posisi ini” Qutub mencoba semakin meyakinkan Salim kalau perbuatannya kali ini benar “Aku telah sadar bahwa sebagai seorang putra mahkota aku mempunyai beberapa kewajiban dan aku harus bisa memenuhinya, aku ingin menjadi seorang Raja yang bisa membuat semua orang bahagia, yang bisa selalu memberikan makanan untuk mereka, memberikan tempat bernaung untuk rakyatku dan tidak ada seorangpun yang akan menjadi penari seperti Anarkali !”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4715Kembali ke kamar Rukayah, Jalal menemui Rukayah dikamarnya sambil membawa sebuah batu permata “Rukayah, lihatlah bukankah batu permata ini bagus bentuknya ?” Rukayah sangat senang ketika Jalal menunjukkan batu permata itu padanya “Itu sangat bagus sekali, Jalal !”, “Kamu tahu, aku akan memberikan batu permata ini pada Malika Hind dan kamu harus menunggu untuk mengetahui siapa yang akan menjadi Malika Hind !” ujar Jalal sambil berlalu meninggalkan Rukayah. Hoshiyar yang mengetahui kedatangan Jalal segera menghampiri Rukayah “Yang Mulia Ratu, apa aku bilang kan ? Kamu pasti akan mendapatkan posisi ini !” Rukayah tersenyum senang, dalam hati dia berfikir “Hoshiyar benar, aku telah melayani warga pernduduk juga, Ratu Jodha sudah menjadi hakim didesa itu dan aku sudah melayani warga penduduk sebagai seorang pelayan di desa itu maka aku seharusnya yang mendapatkan posisi ini !” Sinopsis Jodha Akbar episode 472 by Sally Diandra

.

Sinopsis Jodha Akbar episode 470 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 470 by Sally Diandra. Semua orang bersedih dan berduka meratapi Jodha yang telah tiada “Mengapa semua ini hanya terjadi pada Jodha ?” Hamida sangat sedih sambil terus menangis sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 470disebelah Jodha. Tepat pada saat itu Jalal sudah sampai ditempat Jodha, Jalal bingung karena semua orang mulai dari pelayan dan prajuritnya nampak bersedih “Ada apa dengan Ratu Jodha ? Kenapa kalian semua menangis ?” sang tabib yang kebetulan ada disana berkata “Ratu Jodha sudah meninggal dunia, Yang Mulia” Jalal sangat terkejut, Jalal mulai menangis dan teringat ketika dulu Jodha pernah berkata padanya “Apakah kamu ingat, Yang Mulia ... 7 janji kita yang kita buat pada saat kita menikah ?”, “Bagaimana aku bisa lupa, aku mungkin tidak akan memenuhi salah satu janji, yaitu adalah ketika kamu harus menghadapi kenyataan jika kematian datang padaku akan tetapi aku tidak akan mengijinkan kamu untuk pergi meninggalkan aku sebelum aku yang mati terlebih dulu” Jodha tersenyum “Itu adalah kehormatan untuk seorang istri untuk meninggal dunia sebelum suaminya” Jalal juga membalas senyum Jodha “Itu adalah janjiku, Ratu Jodha ... Aku tidak akan membiarkan kamu meninggalkan aku sebelum aku yang meninggal terlebih dulu, aku ingin melihat kamu ada didepanku sampai ajal menjemputku” Jodha memegang tangan Jalal “Aku percaya bahwa kamu akan memenuhi semua janji janji kita”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4702Jalal sangat terkejut begitu menyadari kalau Jodha benar benar telah meninggalkannya, Jalal langsung berlari ke kamar Jodha, Jalal berteriak sekeras mungkin sambil duduk disamping Jodha dan menangis “Ratu Jodha, aku telah datang, aku telah menghentikan penggusuran makam itu, ayooo ... bukalah matamu dan lihat aku, lihat aku, Ratu Jodha !” Jalal terus menangis sambil membelai belai wajah Jodha. Di dunia lain Dewa Kahnaa mengajak Jodha untuk menuju ke surga. “Jalal, Ratu Jodha tidak akan kembali, Jalal” Rukayah berusaha menyadarkan Jalal, Jalal malah membentak Rukayah “Tidak Rukayah ! Dia tidak pernah melanggar janjinya, dia akan bangun, Rukayah !” Jalal memegangi wajah Rukayah dan Hamidah satu per satu “Ayooo ibu, Rukayah kalian tidak boleh menangis ! Kalian tidak boleh menangis !” sementara Hamida dan Rukayah terus menangis dan tidak tahu harus berbuat apa untuk meyakinkan Jalal bahwa Jodha telah tiada. Jalal kemudian bersimpuh disisi Jodha dan berdoa pada Tuhan “Tuhan, berikanlah hukuman padaku akan tetapi jangan biarkan Ratu Jodha melalui semua ini, tolong Tuhan ...”

Didunia lain, Jodha sedang berjalan dengan Dewa Kahnaa, kemudian Dewa Kahnaa berkata “Jodha, suamimu memanggil kamu, dia telah menyelesaikan ujiannya, suamimu mencoba untuk mengambil kamu lagi ke dunia, hubunganmu dengan dia tidak akan berakhir seperti ini” Jodha hanya diam saja sambil mendengarkan dengan seksama “Kamu telah memenuhi tugasmu dan Jalal juga melakukan hal yang sama, Jalal memanggilmu Jodha, sekarang waktunya untuk kamu kembali padanya” Dewa Kahnaa pun lenyap dari hadapan Jodha, ketika Jalal sedang menangis dipelukan ibunya, tiba tiba Jodha seperti tersedak, Jalal yang melihatnya langsung tersenyum senang “Lihat kan, seperti aku bilang pada kalian bahwa dia tidak akan pergi meninggalkan aku” Jalal mendekati Jodha yang mulai bernafas kembali “Tuhan ... Aku tidak akan melakukan kesalahan lagi, terima kasih Tuhan telah menyembuhkan Ratu Jodha” Jodha membuka matanya perlahan lahan “Yang Mulai ...” Jodha melihat Jalal dan tersenyum, Jalalpun membalas senyuman Jodha dan mengecup tangannya dengan lembut, semua yang hadir disana sangat bahagia melihat Jodha hidup kembali.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4703Dimedan pertempuran, Salim kembali akan memimpin pasukannya berperang, Anarkali menghampirinya sambil membawa obat untuk lukanya “Aku tidak membutuhkannya, aku akan pergi berperang, para prajuritku sekarat, aku tidak bisa tinggal disini terus, jika kamu menginginkan sesuatu dari aku, maka berdoalah untuk para prajuritku” Anarkali hanya diam mendengarkan ucapan Salim yang mengutarakan isi hatinya sambil membelakangi Anarkali tanpa menatap wajahnya “Aku tidak tahu apakah aku akan kembali dengan selamat atau tidak tapi aku minta padamu bahwa jangan menyalahkan aku, aku setuju bahwa aku tidak pernah suka padamu tapi aku tidak pernah bermaksud untuk melukaimu dan cintaku padamu adalah nyata” Anarkali sangat terkejut mendengarnya, tak lama kemudian Salim pergi meninggalkan Anarkali, Anarkali berdoa untuk kemenangan para prajurit Mughal.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4704Jalal sedang berada dikamar Jodha, para pelayan sedang memberikan asap untuk kamar tersebut, Jodha masih terbaring lemah ditempat tidurnya “Bagaimana keadaanmu ?”, “Aku baik baik saja, Yang Mulia” Jalal duduk disebelah Jodha “Jangan lakukan hal seperti ini lagi, Ratu Jodha”, “Seperti yang sudah aku katakan padamu, Yang Mulia bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan kamu” Jalal tersenyum “Bagaimana dengan bentengnya, Yang Mulia ?”, “Aku tidak akan membangun benteng, aku telah memberikan tanah itu pada para penduduk disana” tepat pada saat itu tabib datang sambil membawa Kadha sejenis ramuan obat obatan untuk diminum oleh Jodha “Biar aku saja yang meminumkan pada Ratu Jodha” sang tabib memberikan ramuan itu dan pergi meninggalkan mereka berdua, Jalal membantu Jodha untuk meminum Kadha “Aku tidak bisa minum lagi, Yang Mulia” tepat pada saat itu Hamida dan Rukayah menghampiri mereka “Jodha, ayoo diminum lagi Kadhanya untuk ibu”, “Untuk ibu juga ?” Jodha kemudian meminumnya lagi masih dibantu Jalal “Sekarang kamu minum lagi untuk kami berdua, Ratu Jodha ... apakah kamu ingat seberapa banyak Kadha yang kamu suruh aku untuk meminumnya ?” Jodha tersenyum ketika Rukayah mengingatkannya, kemudian meminumnya lagi dibantu oleh Jalal “Ayoo ayoo minum, dihabiskan ya” Jodha akhirnya meminumnya sampai habis “Kalau begitu kami akan pergi dulu biar kamu bisa istirahat, Jodha” tak lama kemudian Rukayah dan Hamida meninggalkan mereka berdua “Aku juga akan pergi dulu nanti aku kembali lagi” ketika Jalal hendak meninggalkan Jodha, Jodha memegang tangannya “Yang Mulia, apakah kamu berfikir kalau aku akan menghantuimu seperti hantu ?” Jalal tersenyum “Aku hanya khawatir bahwa kamu akan mengganggu hidupku, lagian apa yang kamu lakukan padaku kalau kamu sebagai hantu ?”, “Kamu ....” Jalal tersenyum “Sudahlah hanya bercanda” Jodha tersenyum “Lebih baik kamu beristirahat saja sekarang” Jalal mencium keningnya dan pergi meninggalkan Jodha.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4705Salim kembali berada dimedan pertempuran dan mulai bertarung kembali, tiba tiba Maan Sigh dan pasukannya datang kesana dan berkata “Aku tidak akan membiarkan musuhku hidup !” Mirza Hakim yang melihat kedatangan Maan Sigh marah dan berkata “Kamu itu bukan orang yang setia !”, “Aku hanya selalu setia pada Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar dan akan selalu begitu” Maan Sigh kemudian bertarung dengan Mirza Hakim, Mirza Hakim berhasil dilumpuhkan, semua orang kepercayaan kerajaan Mughal mengelilingi Mirza Hakim yang terjatuh ditanah dengan pedang mereka masing masing “Tidak ada tempat lagi yang tersisa untuk kamu melarikan diri, paman Mirza ! Sekarang kamu lihat kekuatan pasukan Mughal ! Lihat seberapa banyak prajurit yang telah terbunuh karena kamu, sekarang kamu adalah tahananku !” saat itu Murad yang kesal dengan Mirza Hakim bermaksud hendak membunuh Mirza Hakim tapi Salim segera menghentikannya “Murad ! Kita tidak boleh lupa bahwa bagaimanapun juga dia itu adalah salah satu saudara kita !”, “Kenapa kamu berhenti ? Bunuh saja aku seperti Jalal membunuh ibuku Mahachuchak” Bhagwandas yang mengerti duduk permasalahannya berusaha menengahi “Kamu salah, Mirza Hakim ... Yang Mulia Raja tidak seperti itu !”, “Kamu telah kalah dalam berperang paman Mirza, tapi kami tidak akan lupa rasa kemanusiaan kami, kami tidak akan membunuhmu” kemudian Salim menyuruh para prajurit untuk menahan Mirza Hakim “Tahan dia dan pastikan dia tidak membuat masalah di penjara !” para prajuritpun membawa Mirza Hakim pergi dari sana.

Shah Abdullah dibawa keruang sidang “Aku hanya akan memberikan hukuman padamu di Agra nanti”, “Maafkan aku, Yang Mulia” Shah Abdullah memohon dimaafkan tapi Jalal tidak menggubrisnya dan Shah Abdullah dibawa pergi oleh prajurit Jalal “Mulai dari sekarang, kita akan membuka sesi sidang setiap hari untuk membantu dan mengetahui permasalahan permasalahan yang terjadi pada rakyat kita” ujar Jalal pada para menterinya

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4707Siang itu Jalal dan Jodha sedang berada ditaman, kemudian mereka duduk dibangku taman, Jodha merebahkan kepalanya dibahu Jalal, Jalal merangkul mesra Jodha “Kamu tahu, Yang Mulia ... suara apa yang sangat aku sukai ?”, “Apakah suara Tansen ?” Jodha tersenyum “Bukan, aku suka dengan suara detak jantungmu, itu membuat aku merasa damai” Jalal tersenyum “Kamu telah menyelamatkan aku juga kali ini”, “Kamulah yang sebenarnya yang telah menyelamatkan aku, Ratu Jodha ... aku sangat berterima kasih padamu yang telah menyadarkan kesalahanku” Jodha tersenyum “Yang Mulia, kita seharusnya kembali ke Agra”, “Kalau kamu sudah benar benar sembuh maka kita akan pulang ke Agra” dari kejauhan Hamida melihat Jalal dan Jodha sedang berduaan “Terima kasih, Tuhan ... Mereka terlihat lebih baik bersama sama, ini sebuah anugerah yang terindah melihat mereka bersama sama” lagu In Ankhon main pun terdengar. Jalal nampak sedang membantu Jodha untuk makan, mereka saling menyuapi makanan satu sama lain.

Dimedan pertempuran, Bhagwandas bertanya pada Salim “Pangeran Salim, apa yang akan kamu lakukan dengan Mirza Hakim ?”, “Dia adalah saudara Yang Mulia Raja, kita akan membawanya kembali ke Agra dengan rasa hormat dan hanya Yang Mulia Raja yang akan memutuskan nasibnya”

Salah satu pelayan berkata pada Anarkali “Anarkali, Pangeran Salim itu orang yang baik, dia bisa saja membunuh Mirza Hakim tapi itu tidak dia lakukan, dia memiliki hati yang lembut”, “Mengapa dia selalu saja disuatu waktu dia itu kelihatan baik kemudian diwaktu yang lain dia kelihatan buruk” Anarkali merasa heran.

Salim dan orang orang kepercayaannya sedang berkumpul ditenda, mereka mendapat sebuah surat yang mengabarkan bahwa Jodha telah selamat dan sembuh dari penyakitnya, Salim sangat bahagia sekali dan berterima kasih pada semua orang termasuk juga pada para pelayan yang telah membantu dalam perang “Kita akan segera pergi meninggalkan tempat ini dan kembali ke Agra”

Ditempat Jalal, Jalal sedang berkumpul dengan para menterinya “Yang Mulia, saat ini situasi di kesultanan Mughal telah terkendali dengan baik” ujar Todar Mal, tak lama kemudian Jalal mendapatkan sebuah surat dari Salim “Yang Mulia, Salim telah memenangkan peperangan” Jalal tersenyum bahagia “Sepertinya kebahagiaan telah kembali ke Kesultanan Mughal” ujar Todar Mal “Yaaa itu pasti !” ujar Jalal bangga. Sinopsis Jodha Akbar episode 471 by Sally Diandra.

Sinopsis Jodha Akbar episode 469 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 469 by Sally Diandra. Di istana di Agra ... Haidar menghampiri Salima yang sedang duduk diteras halaman istana “Ratu Salima, banyak prajurit kita yang terluka diperang termasuk juga sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 469Pangeran Salim”, “Kalau begitu kita seharusnya mengirimkan beberapa pelayan dari sini untuk menolong mereka”, “Tapi maaf, Ratu Salima kalau boleh saya bilang, rasanya sulit buat kita untuk menang, pasukan Mirza Hakim sangat kuat dan jika dia menang maka dia akan menyerang istana Agra sementara Yang Mulia Raja sedang tidak berada disini untuk menyelamatkan anda maka saya usulkan lebih baik anda pergi saja terlebih dahulu meninggalkan istana ketempat yang lebih aman” Haidar merasa pesimis dengan perang yang dipimpin oleh Salim “Aku tidak bisa percaya bahwa kamu adalah anaknya Adam Khan yang tidak pernah kalah dalam berperang, dan aku adalah istrinya Yang Mulia Raja Jalalludin Muhammad Akbar, bagaimana bisa kamu bicara seperti itu ?” Salima heran dengan ucapan Haidar “Kamu tahu kan saat ini Pangeran Salim, Yang Mulia Raja, Ratu Jodha dan Ratu Rukayah sedang menderita dan menolong orang lain dan kamu menyuruh aku untuk melarikan diri dari sini ?” Haidar salah tingkah didepan Salima “Maksud saya bukan seperti itu, Ratu Salima”, “Aku juga harus bertanggung jawab terhadap rakyatku, kamu menginformasikan padaku tentang keadaan yang sedang terjadi di Kesultanan Mughal” Haidar bingung dan tidak percaya “Pada anda, Ratu Salima ? Anda kan seorang perempuan”, “Jangan lupa, Haidar ,,, seorang perempuan bisa melahirkan kamu kedunia ini, seorang perempuan bisa sebagai Mariam uz Zamani, seorang perempuan bisa berperang dalam perang”, “Baik, maafkan saya., Ratu Salima” ujar Haidar kemudian meninggalkan Salima, tepat pada saat itu Anarkali dan pelayan lainnya menghampiri Salima “Salam, Ratu Salima”, “Kami membutuhkan bantuanmu, pergilah ke medan pertempuran dan rawatlah para prajurit yang terluka disana”, “Baik, Ratu Salima, saya akan pergi kesana” Anarkali dan para pelayan lainnya pergi meninggalkan Salima.

Jalal sedang dalam perjalanan menuju ke makam para ulama besar, ditengah perjalanan dia bertemu dengan seorang ibu yang sedang menangisi anaknya yang tercebur ke sumur besar, ibu anak tersebut memohon pada Jalal untuk menolong anaknya, Jalal segera mencari tali dan mengikatkan tali tersebut ke sebuah pohon yang menjuntai, kemudian mengikatkan tubuhnya dengan tali tersebut dan menyuruh orang orang yang ada disana untuk menurunkannya ke sumur besar itu, setelah sampai dibawah, Jalal segera menarik anak kecil itu dan menyuruh orang orang yang berada disana untuk menariknya keatas, Jalal berhasil menyelamatkan nyawa anak kecil tersebut, ibu si anak sangat berterima kasih pada Jalal “Musafir, kami sangat berterima kasih padamu, kamu telah menyelamatkan nyawa anak kami, kamu adalah Tuhan bagi kami” ujar sang ibu “Bukan, saya bukan Tuhan, saya adalah salah satu hambaNya, saya telah melakukan banyak kesalahan dulu, jadi saya harus pergi untuk menebusnya” Jalal kemudian pergi meninggalkan mereka yang masih berada didekat sumur besar tersebut.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4693Sementara itu ditempat Jodha, tabib masih mengobati Jodha, Jodha menghela nafas panjang dan melihat dalam mimpinya Jalal sedang berjalan di tanah yang tandus, dimana semuanya berantakan, berserakan mayat mayat bergelimpangan, Jodha mulai gelisah dalam tidurnya, disamping itu Jalal sedang berjalan dipadang gurun, angin berhembus sangat kencang, Jalal sangat lelah dan lapar. Ketika malam hari, Jalal bertemu dengan beberapa pendeta agama Hindu yang sedang menikmati makan malamnya bersama para fakir miskin, pendeta tersebut menyuruh Jalal untuk mampir “Musafir, istirahatlah dulu dan makanlah bersama kami” Jalal terus berjalan sambil berkata “Tidak, aku tidak lapar, ini tentang nyawa seseorang, aku tidak bisa tinggal disini” pendeta tersebut mendekati Jalal “Baiklah, bawalah ini untuk kamu makan dan pakailah syal ini, ini akan menolongmu” pendeta itupun menyampirkan syalnya ke bahu Jalal “Terima kasih” Jalal kemudian meninggalkan pendeta itu sambil membawa makanan.

Jalal kembali melanjutkan perjalanannya, ditengah jalan Jalal bertemu dengan seorang anak yang kelaparan bersama ibunya “Ibu, aku lapar, aku lapar, ibu ... aku ingin makan”, “Sabar ya, nak ... Ibu belum punya makanan” Jalal yang mendengar rintihan anak itu langsung tergerak hatinya untuk memberikan makanan yang dibawanya “Aku tidak bisa berhenti sebentar untuk menolong mereka akan tetapi Ratu Jodha telah memperbaiki kesalahan kesalahanku, aku harus menolong mereka” Jalal kemudian menghampiri mereka “Musafir, kami sudah tidak makan selama 4 hari” Jalal kemudian memberikan makanan yang dibawanya sedari tadi dan syal yang diberikan oleh pendeta tadi untuk anak dan ibu yang kelaparan “Aku doakan semoga semua permasalahanmu bisa segera terselesaikan” Jalal sangat berterima kasih dan meninggalkan mereka.

Salah satu prajurit mendatangi Hamida “Ibu Ratu, kami telah kehilangan Yang Mulia ketika badai angin datang, dia sendirian saat ini” Hamida berdoa semoga Jalal selamat “Tidak akan terjadi apa apa pada Yang Mulia Raja, ibu Ratu ... Dia itu orangnya kuat dalam menghadapi apapun” Todar Mal berupaya menenangkan Hamida “Kami akan mengirimkanprajurit yang lain untuk menemukan Yang Mulia” ujar Abu Fazal tak lama kemudian mereka pergi dari hadapan Hamida.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4692Keesokan harinya, Jalal masih terus melanjutkan perjalanannya, tubuhnya sangat lelah dan terjatuh ditanah sambil mencari cari air “Air ... Air ... Air .... dimana Air ... Aku mau air ....air ...” tiba tiba saja ada kucuran air yang mengalir ke mulut Jalal, Jalal kaget namun dia tidak membuang kesempatan ini, Jalal langsung meminum kucuran air yang diberikan oleh seseorang, setelah Jalal tersadar dan melihat siapa orangnya yang memberikan air ternyata adalah sang anak kecil jelmaan malaikat “Kamu ?” Jalal terpana memandang sosok yang suci dan bersinar terang dihadapannya “Kamu tahu kan kalau waktu untuk menyembuhkan Ratu Jodha sangatlah sedikit tapi mengapa disini banyak sekali permasalahan yang harus aku temui dalam perjalananku ?”, “Semua jawabannya ini ada dikamu, Jalal ... kamu hanya menolong orang orang, kamu telah melakukan suatu kebaikan dan biarkan Tuhan yang menolong kamu” ujar sang malaikat sambil tersenyum kearah Jalal “Aku telah melakukan banyak kesalahan tapi sekarang aku harus memperbaiki kesalahan kesalahanku itu” ujar Jalal kemudian berlalu meninggalkan anak kecil tersebut, selang beberapa langkah anak kecil itupun menghilang, ketika Jalal menoleh kebelakang Jalal tidak melihat anak kecil itu lagi, Jalalpun melanjutkan perjalanan kembali.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4694Dimedan pertempuran, Salim yang terluka dibawa oleh Qutub kesebuah klinik yang didirikan oleh kerajaan Mughal atas perintah Ratu Salima “Kamu telah banyak terluka, Salim”, “Aku tidak bisa meninggalkan prajuritku sendirian dimedan pertempuran” Salim bersikeras hendak melanjutkan peperangan “Kamu tidak mendengarkan siapapun ya ?” Qutub merasa gemas dengan tuannya ini, sementara pada saat itu Anarkali juga berada disana sedang merawat prajurit yang lain yang juga terluka, Salim melihat banyak pelayan kerajaan Mughal yang berada di klnik tapi tidak menyadari kehadiran Anarkali “Kenapa para pelayan kerajaan ada disini, Qutub ?”, “Ratu Salima yang mengirimkan mereka untuk membantu kita, untuk merawat prajurit yang terluka” Qutub kemudian memanggil salah satu pelayan untuk mengobati luka Salim, saat itu Anarkali yang datang menghampiri mereka, Qutub sempat kaget namun dia tahu kalau saat itu dia harus pergi agar Anarkali bisa berdua dengan Salim, Salim sendiri belum tahu kalau yang akan mengobatinya adalah Anarkali. Ketika Anarkali mencoba membuka perban yang melilit tubuh Salim, sekilas Salim melihat siapa yang mengobatinya, Salim tertegun ketika dilihatnya Anarkali yang mengobati lukanya, perlahan Anarkali membuka perban tersebut kemudian membersihkan luka Salim dan mulai mengolesi dengan ramuan obat obatan dan menutupnya kembali dengan perban yang baru, Salim sangat berterima kasih padanya “Terima kasih”, “Ini adalah pekerjaanku dan aku hanya melakukan pengobatan saja, aku tidak membutuhkan ucapan terima kasih” ujar Anarkali ketus, Salim hanya bisa diam seribu bahasa, lagu Rabba is pyar mein pun terdengar merdu, tak lama kemudian Anarkali kembali membantu para prajurit yang lain yang terluka parah, Salim memperhatikan dari kejauhan dengan perasaan sedih, Anarkali yang dudu bersimpuhpun mencoba mencuri curi pandang kearah Salim.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4695Sementara itu, Jalal masih terus berjalan, tekadnya sangat kuat untuk bisa mencapai tempat makam para ulama besar tersebut “Aku harus menghentikan tindakan penggusuran makam tersebut apapun caranya” pada sisi yang lain Shah Abdullah yang dulu menteri Jalal yang ternyata anak buah Mirza Hakim sedang memerintahkan pada para prajurit untuk memulai melakukan penggusuran “Cepat gusur makam makan ini !” para prajuritpun mulai menggali tepat pada saat itu Jalal berhasil mencapai makam tersebut dan menyuruh para prajuritnya untuk menghentikan kegiatannya, Shah Abdullah sangat terkejut ketika mendapati Jalal juga berada ditempat tersebut “Jika kamu menggali makam makam ini maka aku tidak akan membiarkan kamu hidup !”, “Jika aku mengatakan padamu, aku tidak menggubris omonganmu, lalu kamu mau apa ? Disatu sisi anakmu telah kalah berperang dengan Mirza Hakim dan disisi yang lain aku akan membunuhmu hari ini juga !” Shah Abdullah menentang Jalal yang saat itu datang dengan muka kucel dan baju robek robek dimana mana “Aku juga tidak akan membiarkan kamu hidup, Shah Abdullah !” Shah Abdullah menyuruh prajuritnya untuk menyerang Jalal, Jalal bertarung dengan mereka seorang diri.

Sementara itu ditempat Jodha, Jodha tersedak dan sesekali menghela nafas panjang “Apa yang terjadi dengan Ratu Jodha ?” Rukayah merasa prihatin dengan kondisi Jodha “Yaa Khudaa ... tolong selamatkan Ratu Jodha” kembali ke tempat Jalal, Jalal masih betarung dengan para prajurit Shah Abdullah sambil sesekali melihat matahari yang terus bergerak turun kebawah, tak berapa lama kemudian para penduduk datang ke tempat tersebut dan membantu Jalal, Jalal langsung menghajar Shah Abdullah tanpa ampun “Jika aku menghabisi kamu disini sekarang maka itu akan menghina aku, aku akan menghukummu hanya di Agra ! Menurut sang malaikat aku harus menyelamatkan makam ini !”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4696Ditempat Jodha, Jodha kembali tersedak, sang tabib berusaha membuat Jodha meminum obat sirup, akan tetapi Jodha malah menghembuskan nafasnya yang terakhir, Jodha tidak bernafas lagi, semua yang menemaninya saat itu terkejut. Sang tabib meminta maaf pada Hamida “Ibu Ratu, maafkan hamba, Ratu Jodha sudah tiada” Hamida sangat terkejut mendapati menantu kesayangannya itu telah meninggal dunia, Hamida menangis sambil mendekatkan wajahnya kewajah Jodha, Rukayah mencoba menyangkal kondisi Jodha “Ratu Jodha masih hidup kan ? Iya kan ?” sementara itu Jalal yang telah berhasil melumpuhkan Shah Abdullah melihat ke langit, matahari sudah hampir tenggelam, Shah Abdullah langsung diamankan oleh para warga penduduk.

Jalal berbicara pada Tuhan “Tuhan ! Aku telah menyelamatkan makam ini dan sekarang kamu harus menyelamatkan Jodha ku ! Aku mohon ... Tolong selamatkan dia !” Jalal menangis sejadi jadinya, Jalal merasakan ada sesuatu yang tidak beres yang terjadi pada Jodha “Ratu Jodhaaaa ! Aku tidak bisa menyelamatkan kamu ! Aku tidak bisa memenuhi janjiku padamu ! Aku tidak berhasil memperbaiki kesalahan kesalahanku ! Oooh Tuhan berikanlah kehidupan pada Ratu Jodha ! Aku mohon Tuhan !” Jalal terus menangis meratapi nasibnya.

Jiwa Jalal berkata : “Aku telah berjanji padamu, Ratu Jodha bahwa aku akan selalu bersamamu dalam hidup dan mati”

Jiwa Jodha berkata : “Bertahun tahun lamanya telah berlalu, banyak kisah cinta yang telah terukir didunia ini akan tetapi tidak ada satupun kisah cinta yang seperti kita berdua, cintamu padaku tidak pernah berubah, dalam sebuah sejarah dimana ada namamu disebut maka namaku juga akan disebut”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4697Jalal terus menangis, tiba tiba ada salah seorang ulama Islam yang menghampirinya dan berkata “Jangan khawatir, Jalal ... Jodha akan baik baik saja” kemudian ulama itu memberikan Jalal sebuah ramuan obat obatan “Berikan ini pada Jodha, maka dia akan baik baik saja” Jalal menerimanya sambil terus menangis. Sinopsis Jodha Akbar episode 470 by Sally Diandra.

Sinopsis Jodha Akbar episode 468 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 468 by Sally Diandra. Tabib sedang mengecek kondisi Jodha “Yang Mulia, saya minta maaf untuk mengatakan hal ini pada anda, saat ini Yang Mulia Ratu tertular penyakit yang menyebar sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 468di seluruh Kesultanan Mughal” Jalal sangat terkejut “Mulailah untuk mengobatinya, tabib”, “Penyakitnya ini telah menyebar keseluruh tubuhnya” Jalal kaget “Bagaimana bisa ? Dia tidak menceritakan apapun padaku selama ini” Moti ikut angkat bicara “Maafkan, hamba Yang Mulia ... saya sebenarnya tahu tentang hal ini akan tetapi Jodha meminta saya untuk berjanji untuk tidak mengatakannya pada anda karena saat itu anda harus pergi berperang” Moti nampak ketakutan setelah mengungkapkan kenyataan yang sebenarnya “Bagaimana mungkin ? Dia tidak mengatakan apapun padaku, mengapa kamu juga tidak mengatakannya padaku, Moti !” Jalal membentak Moti dengan amarahnya “Jalal, ini bukan salah Moti, dia hanya mengikuti perintah Jodha, kita tidak akan meninggalkan Agra untuk saat ini sampai Jodha sembuh” ibu Hamida berupaya menenangkan Jalal “Aku juga akan tinggal disini bersama Ratu Jodha” Rukayah ikut menimpali pembicaraan mereka “Tabib, tolong lakukan sesuatu dan segera sembuhkan Ratu Jodha !”, “Akan saya usahakan, Yang Mulia”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4681Jalal sedang duduk disamping Jodha, tak lama kemudian Jodha terbangun dari pingsannya “Aku minta minum” Jalal segera mengambil segelas air putih untuk Jodha dan membantu Jodha untuk minum, Jodha kaget ketika menyadari bahwa yang disebelahnya itu adalah Jalal “Yang Mulia ...” Jalal segera menutup mulut Jodha “Kamu seharusnya mengatakan padaku tentang penyakitmu, Ratu Jodha ... baiklah aku memaafkan kamu akan tetapi kamu harus istirahat sekarang”, “Tapi kamu akan berangkat berperang bukan ?”, “Sudah tidak usah memikirkan yang lain lain dulu, lebih baik kamu beristirahat saja, Ratu Jodha ... tidurlah” Jalal menyuruh Jodha untuk berbaring kembali, Jodha terbaring dengan tangan Jalal berada di bawah leher Jodha “Tidak akan terjadi apa apa padamu, Ratu Jodha, aku tidak akan membiarkan hal apapun terjadi padamu”, “Aku tidak apa apa Yang Mulia, pergilah berperang” Jalal membelai rambut Jodha “Apakah kamu kira aku akan bisa bertarung dengan musuh musuhku sambil memikirkan kamu ? Kita ini dua tubuh dalam satu jiwa, aku bisa merasakan penderitaanmu, Ratu Jodha ... kita telah memutuskan untuk menceritakan apapun yang terjadi pada diri kita masing masing, akan tetapi kenapa kamu malah menyembunyikan suatu perkara besar seperti ini dari aku, Ratu Jodha ... dan anehnya aku nggak bisa kesal sama kamu dalam waktu yang lama” tak lama kemudian Jalal menyanyikan lagu nina bobok untuk Jodha, Jodha pun mengantuk dan tertidur, Jalal menatap wajah istrinya itu dengan penuh haru, nada suaranya terdengar parau dan bergetar selama dia menyanyi sambil sesekali menyeka air matanya dan menatap Jodha dengan penuh cinta.

Keesokan hariinya, Jalal sedang berkumpul dengan para menterinya “Bagaimana keadaan Ratu Jodha, Yang Mulia ?” Birbal mencoba membuka pembicaraan “Saat ini keadaannya tidak baik, tubuhnya sangat lemah tapi aku tidak mengerti kenapa dia bisa mendapatkan penyakit itu, aku dan Ratu Rukayah juga ada didesa itu tapi kami baik baik saja”, “Tenang, Yang Mulia ... saya telah memanggil tabib untuk Ratu Jodha, Ratu Jodha pasti akan baik baik saja, Yang Mulia” Birbal mencoba menghibur hati Jalal “Aku harap juga demikian, Birbal dan aku juga sudah memutuskan bahwa aku tidak akan pergi berperang karena Ratu Jodha sangat membutuhkan aku, aku ingin terus berada disisinya” kemudian Jalal meminta Maan Sigh dan Abu Fazal untuk pergi berperang membantu Salim “Saya tahu kelemahan Mirza Hakim, Yang Mulia dan lagi Salim adalah saudaraku, aku akan melindunginya dan akan memenangkan perang ini” ujar Maan Sigh.

Jalal tidak pernah jauh jauh dari sisi Jodha, setiap hari Jalal selalu menyuapi Jodha makanan dan memberikannya obat.

Narator : “Selama Jodha sakit, Jalal tidak down atau ikut terpuruk, Jalal malah tetap menolong para fakir miskin, memberikannya obat dan makanan, Jalal mencoba untuk bertobat atas semua kesalahan kesalahannya”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4682Setiap hari Jalal selalu menemani Jodha, Rukayah menghampiri Jalal yang sedang duduk disebelah Jodha yang sedang tertidur “Jalal, kamu setiap hari duduk disini menemani Ratu Jodha siang dan malam, lebih baik sekarang kamu istirahat, aku yang akan menemani, Ratu Jodha” Rukayah merasa prihatin dengan kondisi Jalal yang terus menerus menemani Jodha tanpa kenal lelah “Ratu Jodha, sangat membutuhkan aku, Rukayah ... aku tidak akan pergi kemana mana, aku hanya ingin berada disisinya !” Jalal tetap bersikeras menemani Jodha “Baiklah, kalau kamu tidak mau pergi dari sini, aku juga akan duduk disini menemani Ratu Jodha, jika Ratu Jodha membutuhkan kamu maka dia juga membutuhkan aku” Rukayah langsung duduk diatas tempat tidur Jodha “Maafkan, aku Rukayah ... aku sudah membentak kamu tadi”, “Aku bisa mengerti, Jalal bahwa Ratu Jodha sangat berarti buat kamu itu sama artinya kamu juga sangat berarti buat aku, Tuhan akan membuat semuanya menjadi baik, percayalah” tiba tiba saja Jodha terbatuk batuk dan memuntahkan darah dari mulutnya, Jalal menatapnya dengan perasaan terluka.

Jalal sedang duduk sendirian ditepi sungai, sambil menangis dia berkata “Aku mohon ... Jodha sembuhlah, aku ingin bicara lagi denganmu, aku ingin melihatmu berjalan, tersenyum, aku tidak bisa menghadapi penderitaanmu ini” dilain pihak dikamar Jodha, Jodha terlihat gelisah, dalam mimpinya Jodha melihat Jalal sedang menghantamkan dahinya kesebuah dinding, ibu Hamida dan Rukayah nampak cemas akan kondisi Jodha.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4683Ditempat Jalal, Jalal sedang meratapi nasibnya dan mencurahkan perasaannya pada Tuhan “Tuhan, kamu selalu melakukan keadilanmu, yang salah itu adalah aku, akulah yang telah berbuat salah tapi mengapa Ratu Jodha yang harus menderita ? Dia selalu menolong orang lain, dia selalu percaya padaMu Tuhan, dia tidak pernah menyakiti siapapun tapi mengapa dia yang harus menerima hukuman ini ? Aku tidak tahu apakah Kamu itu Tuhan, Allah, Dewa atau apalah tapi jika Kamu memang ada bagaimana bisa Kamu memberikan penderitaan ini padanya ? Pada seseorang yang tidak pernah berfikiran buruk tentang siapapun ?” Jalal terus menangis sambil mencurahkan semua isi hatinya pada Tuhan “Kenapa Ratu Jodha yang harus membayar semua dosa dosaku ?” Jalal kemudian berdiri dan mendekati pohon yang ada disana kemudian menghantamkan dahinya kepohon tersebut beberapa kali hingga dahinya berdarah, tiba tiba ketika Jalal hendak menghantamkan lagi dahinya ada sebuah tangan mungil yang muncul dan menghentikan perbuatan Jalal tersebut. Anak kecil jelmaan malaikat itu tersenyum kearah Jalal, Jalal sedikit terkejut dan berkata “Aku telah mencari kamu kemana mana, tapi mengapa kamu tidak datang sebelumnya ?”, “Aku ada didalam dirimu, Jalal, dimana kamu mencari aku ? aku adalah suara hatimu”, “Lalu kapan Ratu Jodha bisa segera sembuh ? Mengapa dia yang harus melebur semua kesalahan kesalahanku ?” Jalal mencoba mencari jawaban pada sang malaikat “Kamu telah berbuat kesalahan lagi, Jalal ... kamu pikir kamu dan Jodha itu adalah dua pribadi yang berbeda ? Kalian berdua itu satu jiwa, dia harus melebur semua kesalahan kesalahanmu, dia harus melalui ini semua, Jalal”, “Lalu bagaimana caranya aku bisa bertobat untuk semua kesalahanku ?” Jalal ingin sekali bertobat “Kamu ingat ? Dulu kamu pernah merampas dengan paksa tanah orang lain ? Dimana mereka dilempar keluar dari rumah mereka sendiri, kamu juga memberikan penderitaan untuk mereka, bagaimana bisa kamu menerima kebahagiaanmu, makam para ulama ulama besar yang kamu perintahkan untuk digusur dari tanah mereka dengan tujuan untuk membuat sebuah benteng akan dipindahkan dalam waktu 5 hari, itu adalah keputusanmu, sekarang kamu harus menghentikannya, semua ada ditanganmu, Jalal” tiba tiba sang malaikat menghilang dari hadapan Jalal ketika Jalal lengah sesaat “Aku harus menyelamatkan Ratu Jodha, bagaimanapun caranya !”

Sesampainya diistana, Jalal menemui Hamida “Ibu, aku mohon tolong jaga dan rawatlah Ratu Jodha selama aku pergi, aku akan pergi ke suatu tempat”, “Ibu tidak akan bertanya padamu kemana kamu mau pergi, Jalal ... akan tetapi ibu akan berdoa semoga apa yang kamu lakukan itu mendapatkan kelancaran, apapun itu yang kamu lakukan, Jalal”, “Terima kasih, ibu ,,, aku akan menemui Ratu Jodha dulu” Jalal kemudian meninggalkan ibunya.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4684Dikamar Jodha, Jalal menghampiri Jodha dan menyuruh semua tabib dan pelayan meninggalkan mereka berdua, Jodha sedang terbatuk batuk dan melarang Jalal untuk mendekatinya “Yang Mulia, jangan mendekat, lebih baik kamu jangan mendekati aku, nanti kamu bisa tertular penyakitku ini” Jalal tetap nekat mendekati Jodha dan duduk disamping Jodha “Kita ini satu jiwa, Ratu Jodha jadi mengapa harus menjauh ? Aku akan pergi ke suatu tempat” Jodha yang semula memalingkan wajahnya lalu menoleh menatap Jalal “Kamu mau pergi kemana ?”, “Aku harus melakukan pertobatan agar kamu bisa sembuh, kamu tahu aku telah memberikan perintah untuk menggusur makam para ulama besar disebuah desa, aku harus menghentikannya sekarang, aku harap ketika aku kembali nanti, aku akan melihat kamu sembuh, aku tidak bisa menghadapi kenyataan kalau aku kehilangan kamu, Ratu Jodha” Jalal terharu dan menangis “Apakah kamu pikir aku akan segera meninggalkan kamu ? Aku mempunyai banyak ingatan tentang ejekan ejekanmu maka tidak akan terjadi apa apa padaku, Yang Mulia ... kamu pergi dengan seluruh isi hatimu dan jika terjadi sesuatu padaku maka aku akan menjadi hantu dan akan menghantui kamu sepanjang hidupmu” Jodha mencoba untuk menggoda Jalal, Jalal tertawa kecil sambil terus menangis “Bagaimana bisa kamu bergurau disaat yang seperti ini, Ratu Jodha ?”, “Lalu bagaimana bisa kamu menangis disituasi yang seperti ini, Yang Mulia ? Aku tidak bisa melihat airmata mengalir dari matamu” Jodha mencoba menenangkan Jalal sambil membelai rambut dan wajahnya lembut, Jalal menyeka pipinya yang basah oleh airmata “Pergilah, Yang Mulia dan percayalah bahwa aku akan selalu mencintaimu sampai ajal menjemputku”, “Jangan katakan hal seperti itu, Ratu Jodha ... aku mohon”, “Aku tidak akan mati, Yang Mulia ... karena aku bisa mencintaimu meskipun aku sekarat tapi jika aku tidak bisa merasakan kamu atau menyentuhmu maka aku tidak mau meninggal” Jalal mencium kening Jodha dengan lembut dan segera berlalu meninggalkannya, namun ketika baru beberapa langkah, Jodha memanggil dengan panggilan mesranya “Sayang ...” Jalal segera berbalik menoleh kearah Jodha yang tertutup tirai kelambu “Seperti yang semua istri katakan pada suaminya, jangan berada diluar rumah hingga tengah malam” Jalal mengerti maksud Jodha “Aku akan segera kembali, Ratu Jodha” bergegas Jalal pergi meninggalkan Jodha sementara Jodha kembali terbatuk batuk.

Jalal sedang dalam perjalanan untuk menghentikan penggusuran makam para ulama besar disebuah desa bersama dengan para prajurit dan kuda kesayangannya, namun ditengah perjalanan badai angin topan menerjang rombongan Jalal, satu per satu para prajurit Jalal tumbang, Jalal terus melaju dengan kuda kesayangannya.

Narator : “Waktupun terus berlalu dan berbagai macam permasalahan harus Jalal hadapi akan tetapi Jalal terus melangkah maju demi menyelamatkan Jodha istri yang sangat dicintainya”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4686Jalal harus menghadapi badai pasir dan angin yang menerpa mereka, hingga dirinya terjatuh dari kuda dan mendapati kudanya terluka parah sehingga tak mampu meneruskan perjalanan lagi, Jalal membelai kudanya dengan perasaan iba dan segera meninggalkannya disana, Jalal memulai perjalanannya dengan berjalan kaki seorang diri, para prajuritnya sudah tertinggal dibelakang, tak lama kemudian Jalal terjatuh kejurang.

Jiwa Jalal berkata : “Saat itu adalah perjalanan yang tidak mudah yang harus aku lalui, dimana ada sebuah ujian pada setiap tingkatannya dan aku harus bisa menyelesaikan semua itu, aku tidak punya pilihan lain, itu adalah masa yang sulit dalam hidupku”

Jalal mulai bangun dan berjalan kembali, dia tidak bisa berjalan melawan kekuatan angin yang begitu dahsyat namun Jalal terus mencoba demi seorang Jodha !  Sinopsis Jodha Akbar episode 469 by Sally Diandra.

Sinopsis Jodha Akbar episode 467 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 467 by Sally Diandra. Masih ditempat Jodha disekap, setelah Jalal berhasil melumpuhkan Syarifudin dan anak buahnya dibantu oleh Maan Sigh dan anak buahnya yang datang tepat pada sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4671waktunya, saat itu mereka bersiap siap hendak pulang ke Agra “Yang Mulia, bagaimana kondisi, Mehtab ?” Jodha penasaran dengan kondisi Mehtab anak Bhaksi Bano “Dia masih sakit, Ratu Jodha ... kita harus meninggalkan tempat ini segera dan kembali ke Agra secepatnya” tak lama kemudian mereka meninggalkan tempat tersebut. Sepanjang perjalanan ke Agra, Jodha dan Jalal menunggangi kuda bersama, Jodha berada didepan sedangkan Jalal berada dibelakang “Yang Mulia, mengapa jantungmu berdegup sangat kencang ?” Jodha yang berada didepan Jalal bisa merasakan debaran jantung Jalal yang berdetak begitu cepat “Paling tidak sekarang jantungku bisa berdetak, Ratu Jodha ... jika sesuatu terjadi pada kamu maka jantungku ini pasti akan berhenti berdetak”, “Aku selalu menantimu untuk datang secepatnya menyelamatkan aku” Jalal memeluk Jodha dari belakang “Petunjuk yang kamu berikan itu sangat menakjubkan, Ratu Jodha ... petunjukmu itulah yang membuat aku bisa mencapai tempat ini”, “Saat itu aku sangat khawatir kalau saja kamu tidak mengerti petunjukku”, “Aku harus datang padamu, Ratu Jodha ... aku tidak akan meninggalkan kamu bahkan sampai kapanpun”, “Aku juga tidak akan meninggalkanmu, Yang Mulia” Jalal semakin memeluk Jodha erat diatas kuda yang mereka tunggangi bersama.

Sementara itu Bhaksi Bano sudah mencapai tempat Syarifudin bersembunyi, Bhaksi melihat Syarifudin yang terbaring lemah dengan luka disekujur tubuhnya dengan salah satu tangannya yang hilang. Bhaksi mencoba memeriksa Syarifudin, ternyata suaminya itu masih hidup, Bhaksi membantu Syarifudin duduk bersandar disebuah batu “Air ... Air ... Air ... Aku butuh air ... Tolong air ...”, “Disini cuma ada anggur” tak lama kemudian Bhaksi Bano meminumkan anggur itu ke Syarifudin, lalu mengeluarkan sebotol opium dari balik sakunya “Ini akan mengurangi rasa sakitmu” Bhaksi menyuruh Syarifudin menjilat opium tersebut, setelah memakannya Syarifudin tertawa kecil “Tuhan telah membuat seorang perempuan itu kuat, aku telah memberikan kamu begitu banyak penderitaan akan tetapi kamu tetap tidak membiarkan aku mati, kamu tahu kenapa aku meminta pada Jalal untuk menukar Jodha dengan kamu ? Itu bukan berarti karena aku mencintai kamu akan tetapi karena aku ingin balas dendam padamu dan lihat kan kamu malah datang sendiri kesini” Syarifudin merasa bahwa Bhaksi Bano telah melakukan tindakan yang bodoh dengan mendatangi tempatnya “Kamu akan balas dendam padaku hanya jika sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4672kamu hidup, Syarifudin !” Bhaksi Bano merasa geram dengan suaminya yang tidak juga berubah meskipun dia sudah kehilangan tangannya “Kamu tidak bisa membunuhku, Bhaksi” Syarifudin meragukan kemampuan istrinya itu “Aku telah mencampurkan racun dalam anggur yang kamu minum tadi berserta opium” tiba tiba Syarifudin terbatuk batuk “Bhaksi ! Selamatkan aku, Bhaksi ! Aku mohon selamatkan aku, tolong aku, Bhaksi ...”, “Tidak akan ! Aku tidak akan pernah menolong kamu ! Setelah apa yang telah kamu lakukan ke anak perempuanku dan Ratu Jodha itu adalah menjijikkan !” Bhaksi Bano marah akan semua tindakan Syarifudin selama ini dan saat ini adalah saat yang tepat bagi Bhaksi untuk melampiaskan semua perasaan itu “Ratu Jodhalah yang selama ini merawat anak kita dan apa yang telah kamu lakukan padanya ! Mungkin saja Tuhan akan mengampuni aku karena aku telah membunuh suamiku sendiri akan tetapi Dia tidak akan mengampunimu untuk semua dosa dosamu itu, Syarifudin!” Bhaksi kemudian menghantam Syarifudin hingga tewas, lalu menggali tanah untuk pemakaman Syarifudin dan menggeret kaki Syarifudin kemudian menaruhnya dilubang kuburan tersebut dan menguburkan didalamnya, setelah Syarifudin terkubur, Bhaksi Bano menangis sedih.

Jodha dan Jalal sudah sampai dikemah tempat ibu Hamida dan anggota keluarga kerajaan yang lain menginap malam itu, Hamida segera memeluk Jodha, Hamida merasa senang karena menantu kesayangannya telah selamat sementara itu Jodha melihat diatas tempat tidur, Mehtab masih terbaring tidak sadarkan diri “Mehtab, harus melalui ini semua karena ingin menyelamatkan aku” Jodha sedih melihat kondisi keponakannya itu yang belum kunjung sembuh, sedangkah Hamida memberitahu Jalal bahwa Bhaksi meninggalkan rombongan, Jalal segera mengumpulkan anak buahnya untuk mencari Bhaksi Bano.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4673Sesampainya di istana di Agra, Jodha sedang bersama Mehtab dikamar, Mehtab tiba tiba gelisah dan meracau dalam pingsannya, Jodha segera menyuruh pelayannya untuk memanggil tabib. Tabib segera datang dan mengecek kondisi Mehtab “Racun dilukanya itu telah menjalar keseluruh tubuhnya, Yang Mulia Ratu” sang tabib segera memberi Mehtab ramuan obat dan setelah beberapa jam kemudian “Masa kritis Mehtab telah berlalu, Yang Mulia ... kondisinya sudah tidak membahayakan lagi” semua yang hadir disana termasuk Jodha, Jalal dan ibu Hamida sangat senang mendengarnya, tak lama kemudian Bhaksi Bano datang bersama dengan Birbal dan Fazal. Bhaksi segera mendekati anaknya dan berkata “Mehtab, ibu telah membalas dendam ke orang yang telah melukai kamu, sayang ... dia tidak akan memberikan kamu penderitaan lagi sekarang, karena ibu telah membunuh Syarifudin !” semua yang berada dikamar langsung kaget begitu mendengar pengakuan Bhaksi “Bhaksi ! Apa yang telah kamu lakukan ?” ibu Hamida tersontak kaget, Jalal segera merengkuh Bhaksi dalam pelukkannya “Bhaksi, apa yang telah kamu lakukan itu adalah benar, dia pantas mendapatkan itu ! Aku memang telah meninggalkan dia disana agar dia mati” Jodha terharu melihat apa yang telah Bhaksi perbuat melalui ceritanya “Bhaksi, apa yang telah kamu lakukan itu bukan sebuah balas dendam melainkan sesuatu hal yang sangat perlu dilakukan oleh seorang ibu yang anaknya terluka karena perlakuan laki laki itu !”

Dimedan pertempuran, pasukan Salim masih nampak bertarung dengan pasukan Mirza Hakim, semakin lama pertarungan mereka semakin sengit dan tanpa diduga Salim terkena lesakkan anak panah dari arah belakang mengenai punggungnya, semua yang ada disana kaget “Aku baik baik saja, tidak apa apa” Salim berusaha menetralisir keadaan ketika saudara saudaranya merasa khawatir dengan kondisinya dan pertarungpun berlanjut.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4675Diistana di Agra, Jodha nampak kurang sehat dan khawatir sambil berjalan mondar mandir didalam kamarnya “Jodha, makanlah dulu ... Kamu belum makan, paling tidak makanlah sesuatu”, “Tidak, Moti ! Aku sedang kurang enak badan, aku nggak nafsu makan” Moti khawatir dengan kondisi Jodha “Paling tidak makanlah sedikit, Jodha ... nanti Yang Mulia akan menegurmu” ujar Moti kemudian berlalu meninggalkan Jodha, sepeninggal Moti, Jodha merasa tubuhnya meriang dan perutnya mual, badannya panas dan terbatuk batuk, kemudian ketika Jodha mengusap mulutnya, dilihatnya ada darah ditangannya, Jodha baru sadar kalau mulutnya berdarah “Yaa Kahnaa ... Ini adalah gejala penyakit yang tersebar di kesultanan Mughal”

Malam harinya ketika Jodha sedang tertidur, Jodha kembali bermimpi tentang Jalal yang berkata pada dirinya sendiri “Mengapa dia yang mendapatkan hukuman dari dosa dosaku ?” Jalal kemudian menghantamkan dahinya kesebuah tembok hingga dahinya berdarah, Jodha segera bangun dari tidurnya, hatinya kembali gelisah “Ada apa ini ? Mengapa dalam mimpiku Yang Mulia menghantamkan dahinya ke sebuah tembok ?” bathin Jodha dalam hati, Jodha melihat lampu Diya nya yang diletakkan didepan jendela mati, bergegas Jodha turun dari tempat tidurnya dan segera menyalakan lampu Diya tersebut tapi kembali lampu lilin itu mati, tak lama kemudian ketika Jodha berusaha menyalakannya lampu lilin tersebut, lampu Diya itu mulai akan mati kembali namun tiba tiba Jalal datang dan ikut menutupi lampu Diya itu agar tetap menyala dan bersinar terang dengan tangannya, lampu Diya itupun tetap menyala “Ratu Jodha, tidak ada sesuatupun kejadian yang akan terjadi”, “Tapi hari hari buruk kita masih terus berlangsung, Yang Mulia” Jodha masih merasa khawatir dengan semua keadaan yang terjadi di Kesultanan Mughal “Kita kan bekerja keras dan hari hari ini akan berlalu begitu cepat”, “Yang Mulia, aku tidak tahu mengapa kamu menghantam dahimu sendiri pada sebuah dinding dalam mimpiku barusan”, “Ini adalah ujianmu Ratu Jodha, ... sama seperti ketika kamu menebus dosa dosaku di desa tersebut, maka kamu akan menolong aku untuk menebus dosa dosaku diseluruh kesultanan Mughal” Jalal segera merengkuh Jodha dalam pelukannya.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4674Salim sedang berada ditenda, Salim baru saja diobati lukanya, Bhagwandas, Murad dan Qutub menghampiri Salim “Pangeran, tentara kita yang telah terbunuh jumlahnya sangat banyak, kita bisa kalah dalam perang ini” Bhagwandas mencoba memberikan informasi ke Salim “Ini tidak akan terjadi ! Aku akan pergi berperang lagi !” Salim bersikeras untuk tetap berperang “Tapi Salim, kamu itu terluka” ujar Murad “Ini adalah penghargaan untukku dengan mendapat luka ini selama bertarung untuk rakyatku”, “Aku yang akan memimpin perang, pangeran ... lebih baik kamu istirahat saja” Bhagwandas mencoba mengambil alih tampuk kepemimpinan.

Diistana Agra, Jalal sedang berkumpul dengan para menterinya, tiba tiba salah satu prajuritnya datang membawa sebuah surat dari Bhagwandas, Maan Sigh yang menerima surat itu dan segera membacanya dihadapan Jalal “Yang Mulia, Pangeran Salim terluka, kami membutuhkan pertolongan” Jalal sangat terkejut mendengarnya “Anakku membutuhkan bantuanku, kita harus segera pergi sekarang, persiapkan semua perlengkapan, kita akan ke medan pertempuran” Jalal memerintahkan para menterinya untuk bersiap siap berperang membantu Salim.

Sementara itu dikamar Jodha, Jodha sedang batuk batuk dan muntah muntah darah, sementara Moti menemaninya saat itu “Yaaa Kahnaa ... kamu telah mendapatkan penyakit yang sama yang tersebar didesa itu, Jodha, aku akan memanggil Yang Mulia” Jodha segera menarik tangan Moti yang merasa khawatir akan kondisi Jodha “Moti, jangan ... jangan lakukan itu, tolong jangan katakan padanya, aku bisa mengurus diriku sendiri, saat ini Yang Mulia sedang tegang, dia harus bertanggung jawab pada semua orang, apalagi saat ini dia juga sedang khawatir akan Salim” Moti tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkan Jodha “Jika Yang Mulia tahu tentang penyakitku ini maka dia akan lebih khawatir lagi, berjanjilah padaku, Moti bahwa kamu tidak akan mengatakan apapun pada Yang Mulia” Jodha langsung meletakkan tangan Moti diatas kepalanya dan memintanya untuk berjanji “Baiklah aku berjanji, Jodha ,,, akan tetapi kamu juga harus berjanji bahwa kamu akan mendapatkan pengobatan yang terbaik”, “Aku berjanji, Moti ... tapi berjanji ya bahwa kamu tidak akan menceritakan apapun pada Yang Mulia Raja”, “Apa yang kamu sembunyikan dari Yang Mulia, Ratu Jodha ?” tiba tiba Rukayah datang ke kamar Jodha dan sempat menguping pembicaraan Jodha dan Moti, Jodha sangat khawatir melihat kedatangan Rukayah “Begini Ratu Rukayah, aku baru tahu kalau situasi didesa semakin lama semakin buruk, Yang Mulia tidak seharusnya tahu tentang hal ini karena saat ini dia sedang bersiap siap untuk berperang” Jodha mencoba menetralisir keadaan “Kamu benar, Ratu Jodha ... kamu tahu aku selalu cemburu padamu ketika aku memasuki desa itu akan tetapi sekarang aku sangat berterima kasih sekali padamu, Ratu Jodha ... karena kamu aku jadi tahu bagaimana caranya mendapatkan respek di mata Tuhan, aku akan meninggalkan Agra besok dan aku akan menolong orang orang disana juga”

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4676Keesokan harinya ketika Jalal dan pasukannya sedang siap siap hendak pergi berperang membantu Salim, Jalal tidak menemui Jodha berada disana dikerumunan anggota keluarga kerajaan yang lain “Dimana Ratu Jodha, ibu ?” belum juga Hamida menjawab pertanyaan Jalal, Jodha sudah datang kesana “Aku disini, Yang Mulia” tak lama kemudian Jodha memberikan Tilak untuk Jalal pada dahinya “Aku berdoa untuk mu agar kamu segera kembali setelah memenangkan perang ini” lalu Jodha melakukan ritual aarti untuk Jalal, ketika sedang memutar mutar piring aarti, gerakan tangan Jodha mulai melamban, Jalal mulai curiga “Ada apa, Ratu Jodha ? Apakah kamu baik baik saja ?”, “Aku baik baik saja, Yang Mulia” tapi lama kelamaan Jodha merasa pusing dan pandangannya pun kabur dan tak lama kemudian piring aarti itu terlepas dari tangannya dan Jodha hampir jatuh, Jalal segera menangkap tubuhnya yang terjatuh pingsan, semua yang hadir disana terkejut melihat Jodha “Ratu Jodha, bukalah matamu, bukalah matamu Ratu Jodha” Jodha tidak bergeming, Jalal hanya bisa memeluknya erat. Sinopsis Jodha Akbar episode 468 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha episode 466 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha episode 466 by Sally Diandra. Dipedesaan, ibu Hamida dan Bhaksi Bano akhirnya bisa mencapai kepedesaan “Bagaimana kondisi Mehtab, Rukayah ?” saat itu Rukayah sedang bersama Mehtab, Bhaksi sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 466Bano sangat khawatir dengan kondisi anaknya dan tak lama kemudian Jalal yang melihat ibu dan adik kandungnya datang ke desa langsung menghampiri mereka “Jalal, aku yang memberitahu mereka soal Mehtab” Rukayah langsung menjelaskan soal kedatangan ibu Hamida dan Bhaksi Bano “Jalal, ibu hanya mendengar bahwa Mehtab sakit dan Jodha hilang tapi ibu tidak tahu kalau Syarifudin ada dibelakang semua ini” ibu Hamida sedih dan gelisah dengan kondisi yang menimpa pada cucu dan menantu kesayangannya “Syarifudin itu seharusnya mendapat murka dari Tuhan atas apa yang telah dia perbuat pada Mehtab kita”

Bhaksi Bano ibu kandung Mehtab hanya bisa menangis meratapi nasib anaknya “Mehtab, buka matamu, nak ... Ini ibu ada disini, ayooo Mehtab buka matamu sayang”, “Mengapa dia memberikan penderitaan ini pada gadis yang tidak berdosa ?” Jalal merasa iba terhadap Bhaksi Bano dan anaknya “Kamu harus kuat, Jalal ! Kamu harus membawa Jodha kembali dan kamu harus memberikan hukuman pada Syarifudin !” ibu Hamida memberikan semangat dan motovasi ke Jalal agar Jalal tidak putus asa “Aku tidak akan membiarkannya kali ini, ibu ... ibu tahu dia meminta Bhaksi untuk ditukar dengan Ratu Jodha, bagaimana bisa dia berfikir seperti itu bahwa aku akan menyetujui permintaannya”, “Berikan aku padanya, kakak !” tiba tiba Bhaksi Bano ikut menimpali pembicaran ibu dan kakaknya “Kamu tidak tahu dia, kakak ... dia itu orang yang sangat licik, seseorang yang bisa menyiksa istrinya, dia bisa berbuat sesuatu pada Ratu Jodha, dia itu biadab, bawalah aku padanya, kak” Bhaksi Bano memohon dengan amat sangat ke Jalal kemudian diapun menangis, Jalal segera merengkuh adiknya itu dalam pelukannya “Tidak ! Aku tiak akan membawa kamu ke dia, aku akan membawa Ratu Jodha kembali, percayalah padaku, sekali aku tahu dimana Ratu Jodha berada maka aku akan membawanya dan aku pasti akan segera menghabisi Syarifudin !” Jalal kemudian menyuruh Birbal untuk berkeliling tempat dimana mungkin Syarifudin berada disana maka mereka bisa segera menyerang dia, Birbal pun segera berlalu setelah mendapat perintah dari Jalal.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4661Ketika semua orang sudah pergi meninggalkan Jalal, Jalal bersimpuh ditanah dan berdoa pada Tuhan “Tuhan ! Berikan aku petunjukmu, maafkan semua kesalahanku ! Dimana kamu wahai anak kecil (jelmaan malaikat) ? Ketika aku tidak membutuhkan kamu, kamu datang padaku, membantu aku akan tetapi sekarang tolong datanglah padaku bantulah aku, aku membutuhkan kamu” tiba tiba saja Anarkali berlari lari menghampiri Jalal, dia berteriak memanggil nama Jalal “Yang Mulia Rajaaaaa !!!!” Jalal terperanjat dan segera menoleh kearah suara tersebut, dilihatnya Anarkali terjatuh, Jalal segera menghampirinya, Anarkali terengah engah, nafasnya memburu naik turun, Jalal berteriak pada anak buahnya untuk membawakan air putih, Birbal dan Fazal dengan sigap langsung mendatangi mereka dengan segelas air putih, Jalal segera memberikan air putih itu ke Anarkali, Anarkalipun segera meminumnya “Ada apa Anarkali ? Kenapa kamu berlari lari seperti tadi ?”, “Yang Mulia, aku tahu dimana Mariam Uz Zamani disekap oleh Syarifudin” Jalal terperanjat “Dimana ? Katakan !” Anarkali kemudian menceritakan pada Jalal tentang lokasi Jodha disekap “Mulai sekarang tidak ada seorangpun yang akan bisa menyelamatkan Syarifudin ! Aku akan mendatanginya sebagai malaikat penjemput mautmu, Syarifudin !”

Didalam hutan, ditempat Maan Sigh, “Tuan, Ratu Jodha telah diculik oleh Syarifudin” Maan Sigh sangat terkejut begitu mendengar kabar penculikan Jodha dari anak buahnya.

Sementara itu dipedesaan, Jalal telah bersiap hendak menyerang Syarifudin, Jalal sedang berpamitan pada keluarganya dan berkata pada Anarkali “Dulu pernah sekali ibumu melakukan hal yang terpuji untukku aku dan sekarang aku berhutang budi padamu, aku berjanji bahwa jika kamu membutuhkan sesuatu apapun itu dalam kehidupan kamu maka aku akan memberikannya padamu, Anarkali”, “Sudah menjadi tanggung sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4662jawab saya untuk memberikan informasi ini pada anda, Yang Mulia” Anarkali merasa senang bisa membantu Jalal “Aku akan pergi bersamamu, kak” Bhaksi meminta untuk ikut Jalal membekuk Syarifudin “Tidak ! Kamu tinggal disini saja menjaga Mehtab, aku akan mengurusnya, Bhaksi” tak lama kemudian Jalal berpamitan pada ibunya, ibu Hamida memberikan restunya dengan mencium kening Jalal lalu Jalal dan anak buahnya segera berlalu dari tempat tersebut.

Di medan pertempuran pasukan Salim sedang bertempur dengan pasukan Mirza Hakim “Pangeran, pasukan kita sudah berkurang banyak” Bhagwandas sangat khawatir dengan kondisi pasukan mereka, namun tiba tiba saja dari arah belakang Qutub dan Murad datang ke medan pertempuran itu dengan pasukan yang berlebih, Salim sangat senang melihat saudara saudaranya membantunya pada saat yang tepat dan langsung menunjukkan pada Bhagwandas para pasukan yang baru datang, dilain pihak Mirza Hakim yang juga melihat kehadiran pasukan tambahan untuk Salim, sangat terkejut dan pertarunganpun berlanjut.

Sementara itu, ibu Hamida dan anggota keluarga yang lain dalam perjalanan pulang menuju ke Agra, tiba tiba ditengah perjalanan ibu Hamida menghentikan rombongannya dan menyuruh Bhaksi Bano untuk pindah ke tandu ibu Hamida agar Bhaksi bisa beristirahat sementara ibu Hamida gantian menjaga Mehtab yang terbaring di tandu Bhaksi “Ibu, seharusnya kak Jalal membawa aku bersamanya, aku juga bisa menyelamatkan Ratu Jodha”, “Sudahlah, Bhaksi tidak usah tegang begitu, lebih baik sekarang kita fokus merawat Mehtab” ibu Hamida berupaya menenangkan Bhaksi Bano., perjalananpun dilanjutkan kembali.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4663Jalal dan anak buahnya ada didalam hutan, mereka mencapai tempat Syarifudin dan melihat beberapa anak buah Syarifudin yang sudah berjaga jaga diatas pohon “Hati hati, ini bukan ide yang baik kalau kita menunjukkan diri kita disini, mereka bisa saja melukai Ratu Jodha, pertama kita harus menyelamatkan Ratu Jodha terlebih dahulu kemudian kita kan menyerang mereka, sekarang kita menyerang mereka secara diam diam, tetap waspada ...” Jalal memberikan perintah pada anak buahnya untuk berhati hati.

Ibu Hamida, Rukayah dan Bhaksi Bano bersama Mehtab masih melanjutkan perjalanan pulang ke Agra, tiba tiba Hamida kembali menghentikan rombongan dan memanggil pelayannya agar memanggil Bhaksi yang ada ditendanya, salah satu pelayannya mengabarkan bahwa Bhaksi tidak ada didalam tendanya “Kemana perginya dia ?” sementara itu disuatu tempat nampak Bhaksi sedang berlari sambil terengah engah “Maafkan aku, ibu ... Aku harus menyelamatkan hidup Ratu Jodha, aku akan memberikan nyawaku ke Syarifudin dan aku akan menyelamatkan Ratu Jodha”

Kembali ke tempat Jalal, Jalal secara diam diam menyerang anak buah Syarifudin, Jalal membunuh banyak prajurit Syarifudin, setelah mereka berhasil melumpuhkan anak buah Syarifudin, mereka segera masuk ke dalam goa tempat dimana Jodha disekap, namun Jodha dan Syarifudin sudah tidak ada disana, Syarifudin sudah membawa pergi dari tempat tersebut “Mungkin, mereka tahu kalau kita menuju kesini, Yang Mulia” Birbal mulai angkat bicara, tiba tiba salah satu prajurit Jalal membawa anak buah Syarifudin yang masih hidup “Katakan padaku ! Dimana Syarifudin ! Katakan Syarifudin pergi kemana !” anak buah Syarifudin hanya diam saja, dia malah mengambil botol yang berisi racun kemudian segera meminumnya dan tewas sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4664seketika itu juga “Jangan !!!” teriakan Jalal tak mampu menghentikan ulah anak buah Syarifudin yang bunuh diri didepannya “Aku akan bunuh Syarifudin !” Jalal semakin marah pada Syarifudin, ketika Jalal sedang melihat lihat tempat tersebut Jalal menemukan anting anting Jodha yang tergeletak ditanah, Jalal segera mengambil anting anting Jodha “Mengapa sebuah gambar kuil digambar disebuah batu ? Apakah Ratu Jodha ingin memberikan kita sebuah petunjuk ?” Jalal terperangah dan ikut juga melihat gambar kuil yang ada dibatu “Itu seperti kuil Ambe Maa, Yang Mulia” tiba tiba salah satu prajurit Jalal ikut menimpali pembicaraan mereka, Jalal kaget “Apakah kamu bisa membawa kita kesana ?”, “Bisa, Yang Mulia !” mereka pun bersiap pergi ke kuil tersebut.

Sementara itu Jodha sedang berada di sebuah tempat isolasi, Jodha bergeser untuk melihat ke arah keluar melalui sebuah celah, Jodha melihat Manida dan berdoa “Ya Kahnaa ... bantulah Yang Mulia agar dia bisa mencapai tempat ini segera” tepat pada saat itu Syarifudin menemuinya dan menyuruh anak buahnya untuk melepas ikatan tangannya, mereka segera melakukan perintah Syarifudin, Syarifudin menyeringai jahat kearah Jodha, nafsunya sudah memburu. “Hari ini, tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkan kamu dari aku, Ratu Jodha ... hari ini aku akan memenuhi impianku selama ini yang kupendam dalam hatiku” Syarifudin berusaha semakin mendekati Jodha “sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4665Jangan berani beraninya kamu menyentuh aku, Syarifudin !”, “Ini adalah kebiasaan yang aku lakukan saat kamu dan Jalal menolak dan hari ini aku akan melakukannya sepenuh hati, aku mempunyai banyak waktu akan tetapi sekarang aku sudah tidak tahan lagi, ketika kamu menjadi milikku maka mengapa harus menunggu lebih lama ? Kemarilah ... datanglah dalam pelukkanku, Ratu Jodha” Jodha menghindari Syarifudin yang menatapnya dengan tatapan penuh nafsu, Jodha melempari Syarifudin dengan batu batu yang ada disana, namun Syarifudin tidak bergeming, dia terus mendekati Jodha sambil tersenyum sinis “Aku suka caramu seperti ini, Ratu Jodha ... tidak ada seorangpun yang bisa menyelamatkanmu hari ini, hari ini aku akan membuat kamu menjadi milikku, Ratu Jodha” sementara itu diluar tempat tersebut Jalal sudah mencapai tempat Jodha disekap, Jalal bertarung bersama anak buah Syarifudin, Jalal dan anak buahnya berusaha melumpuhkan anak buah Syarifudin.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4666Diruangan yang lain Syarifudin terus menerus mendekati Jodha, Jodha terus menghindari Syarifudin, Jodha muak dan jijik melihat perilaku Syarifudin tepat pada saat itu Jalal berhasil memasuki tempat Jodha disekap dan segera memotong tangan Syarifudin begitu melihat Syarifudin hendak berbuat tidak senonoh terhadap Jodha, istrinya “Bagaimana bisa kamu berfikir bahwa tanganmu akan selalu berada ditubuhmu terus dimana tanganmu itu ingin menyentuh Jodha !” Jalal murka, Jodha segera berlindung dibalik tubuh Jalal “Bagus kamu sudah datang, Jalal ! Hari ini aku akan membalaskan dendamku padamu !” Syarifudin memanggil prajuritnya, anak buah Syarifudin segera mengepung Jalal, Jalal hanya diam saja sambil menahan amarahnya dan melihat dengan seksama kearah para prajurit Syarifudin “Kamu telah dikepung oleh prajuritku, Jalal ! Kamu telah melakukan hal yang bodoh dengan mendatangi tempat ini, sekarang kamu akan mati !” Syarifudin segera memerintahkan anak buahnya untuk menyerang Jalal, perkelahianpun tidak terelakkan, Jalal bertarung melawan anak buah Syarifudin, Jalal melakukan perlawanan dengan mempertahankan diri, Jalal segera memberikan sebuah pedang pada Jodha, Jodha dan Jalal mulai bertarung melawan anak buah Syarifudin “Kamu tahu, Jalal ! Mereka ini bukan prajurit biasa akan tetapi mereka semua ini prajuritku yang terlatih !” Syarifudin bangga dengan prajuritnya namun tiba tiba Maan Sigh datang kesana bersama anak buhanya dan menyerang prajurit Syarifudin, semua prajurit Syarifudin berhasil dilumpuhkan oleh pasukan Maan Sigh.

sinopsisjodhaakbar.blogspot.com 4667Syarifudin sangat terkejut melihat prajuritnya kalah, saat itu dia hendak berlari dari tempat tersebut namun Jalal segera mencegatnya “Sekarang, aku tidak akan membiarkan kamu, Syarifudin ! Hari ini kamu tidak akan bisa pergi ! Kamu akan mencoba berteriak dalam penderitaanmu akan tetapi kamu tidak akan bisa !” Jalal kemudian menghantam Syarifudin “Kamu telah mencoba untuk menyentuh Jodhaku ! Aku akan mematahkan tanganmu !” Jalal kemudian mematahkan tangan Syaifudin “Kamu tidak malu dengan menyerang anak kandungmu sendiri ?” Jalal kemudian mengikat Syarifudin dengan tali “Kamu akan mati dengan cara seperti ini, Syarifudin ... kamu akan melihat penderitaan dalam sebuah kematian !” Jalal kemudian beralih ke Jodha “Ratu Jodha, kamu baik baik saja ?”, “Kamu datang tepat pada waktunya, Yang Mulia” Jodha memeluk Jalal penuh haru dan sedih “Aku memang harus datang, Ratu Jodha” Jalal membalas pelukkan Jodha, Maan Sigh kemudian menghampiri mereka berdua “Maafkan aku, Yang Mulia ... karena kau telah melarikan diri dari penjaramu”, “Aku yang seharusnya meminta maaf padamu, Maan Sigh ... karena aku tidak mempercayai anakku sendiri” Jalal kemudian memeluk Maan Sigh. Sinopsis Jodha episode 467 by Sally Diandra.

Powered by Blogger.

Blog Archive