Sinopsis Jodha Akbar episode 428 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 428 by Sally Diandra. Malam itu, Anarkali mendatangi ibunya, Zil Bahar yang sedang berada didalam gerobak bersama Rashid, ayahnya yang sedang sakit “Bagaimana keadaan ayah, ibu ?”, “Kondisinya semakin memburuk, Nadira”, “Seharusnya kita tidak datang kesini, ibu”, “Yang penting pertama kali kamu harus menemui Qutub” Anarkali langsung terlihat sedih “Kita akan meninggalkan tempat vlcsnap-2015-01-31-21h07m50s22ini setelah kondisi ayah membaik”, “Lalu bagaimana dengan Qutub ?”, “Ibu, percayalah … jika Tuhan menginginkan maka aku akan bertemu dengannya” Anarkali kemudian duduk didekat api unggun untuk membuat makanan sambil menyembunyikan kesedihannya didepan ibunya, Anarkali teringat ketika Salim mengatakan bahwa dia sangat membenci dirinya, Anarkali pun menitikkan air mata.

Sementara itu diistana kerajaan Mughal, Jalal sedang berdiskusi mengenai politik dengan beberapa menteri kepercayaannya termasuk Salim yang saat itu hanya melamun saja, Salim teringat dengan ucapan Anarkali yang mengatakan bahwa dia membenci Salim juga “Lalu bagaimana pendapatmu tentang vlcsnap-2015-01-31-21h08m14s5permasalahan ini, Sekhu Baba ?” Jalal mencoba membuka pembicaraan dengan Salim yang sedari tadi diam saja “Kamu adalah Raja, apapun yang kamu putuskan semuanya akan baik, apa yang bisa aku katakan ?” ujar Salim kemudian berlalu meninggalkan ruang sidang, melihat ulah anaknya seperti itu dalam hati Jalal berkata “Rupanya dia masih marah denganku, dia masih berfikir bahwa akulah yang bertanggung jawab atas kematian Farhan” bathin Jalal

Siang itu Salim sedang berlatih memanah, kebetulan saat itu Jodha dan Salima sedang melintas didekatnya “Kamu ini kenapa, Salim ? sepertinya kamu sering sekali melamun akhir akhir ini, apa yang mengganggu pikiranmu ?”, “Tidak ada apa apa Mariam Uz Zamani, aku hanya ingin sendirian tapi tidak ada seorangpun yang membiarkannya” ujar Salim sambil berlalu dari hadapan Jodha, sementara Jodha dan Salima hanya bisa saling berpandang pandangan dan heran dengan sikap Salim “Apa yang terjadi padanya ?” Jodha sangat sedih memikirkannya.

vlcsnap-2015-01-31-21h08m27s140Dihalaman istana, Jalal sedang bersama Rahim dan Maan Sigh, Jalal sedang memperhatikan sebilah pedang yang dihadiahkan untuk kado ulang tahun pernikahannya bersama Jodha, tak lama kemudian Jodha datang menemui mereka “Aku ingin bicara denganmu, Yang Mulia” Rahim dan Maan Sigh pun tau diri dan berlalu dari hadapan mereka, “Ada apa, Ratu Jodha ?” , “Aku pikir seharusnya kita tidak mengadakan pesta ulang tahun pernikahan kita, Yang Mulia” , “Mengapa ?” , “Salim kelihatannya masih marah, dia kelihatan sedih, dia masih berfikir bahwa kamu yang bertanggung jawab atas kematian Farhan, dia sering sekali melamun”, “Aku juga merasakan hal yang sama Ratu Jodha, aku telah mencoba untuk bicara dengannya beberapa kali tapi dia selalu menghindar dariku” , “Kamu benar, Yang Mulia … kita harus memberikan sedikit waktu untuknya jadi kita tunda saja pesta ulang tahun pernikahan kita, karena bagaimanapun juga jika anak kita sedih bagaimana bisa kita merayakannya ?” pinta Jodha, “Baiklah kalau begitu, aku akan menunda saja dulu pestanya” ujar Jalal

Malam itu Jalal baru saja memasuki kamarnya sendiri ketika didapatinya disana Rukayah yang sedang menanti kehadirannya “Kamu sudah tidak ingat lagi padaku, Jalal … oleh sebab itu akulah yang mendatangimu” Rukayah langsung duduk didekat Jalal dan memberikannya segelas minuman anggur, Jalal meminumnya perlahan “Apa yang terjadi ? kenapa kamu diam saja ? apakah kamu tidak suka aku temani ?” , “Aku minta maaf kalau aku telah menyakitimu” , “Tidak usah meminta maaf, Jalal …”, “Kamu adalah temanku, istri pertamaku dan aku tidak bisa memberimu anak” ujar Jalal sedih, “Seharusnya akulah yang meminta maaf sama kamu karena aku tidak bisa memberimu anak” , “Bukan, itu bukan salah kamu tapi itu vlcsnap-2015-01-31-21h08m47s90adalah takdir, kita tidak bisa melawannya, aku selalu sayang sama kamu, aku selalu memikirkan kebahagiaanmu, aku tidak akan membiarkan bahaya apapun yang datang padamu dan aku selalu berterimakasih pada Tuhan kalau kamu tidak merasakan penderitaan seperti yang aku rasakan ketika anakku membenci aku, jika seorang anak membenci orang tuanya akan lebih baik jika tidak mempunyai anak, aku bahagia bahwa kamu tidak merasakan penderitaan ini, penderitaan dimana ketika seorang anak yang telah salah paham padamu, tidak masalah jika kamu adalah seorang raja atau orang miskin” ujar Jalal sambil menangis “Aku tidak punya solusi untuk masalah ini” , “Kenapa kamu bersedih, Jalal ?” , “Apa ada yang salah yang telah aku lakukan ? Salim bahkan tidak ingin mendengarkan aku, anak yang aku dapatkan dengan berjalan kaki puluhan kilo meter, dimana aku berdoa di kuil Mandir dan Dargah, bagaimana bisa aku berfikiran buruk tentang dia ? aku sangat mencintainya, aku menikahi Bella untuk melindungi anakku” ujar Jalal sambil menangis sedih, Rukayah langsung merengkuhnya dalam pelukannya “Kamu tidak boleh terpuruk seperti ini, Jalal … kamu adalah seorang Raja dan kamu tidak boleh lemah seperti ini, waktu akan menyembuhkannya semua dan biarkan waktu berlalu, apalagi sebentar lagi kamu akan merayakan pesta ulang tahun pernikahanmu, disana ada banyak kebahagiaan jadi Salim akan melupakan semuanya” bujuk Rukayah, “Tidak akan ada perayaan pesta ketika anak kita tidak bahagia karena kita maka tidak ada yang bisa membuat orang tua bahagia, aku dan Ratu Jodha sudah memutuskan bahwa kami tidak akan merayakan apapun” sesaat kemudian Jalal bangkit dari pelukan Rukayah dan mencium keningnya kemudian meninggalkan Rukayah disana. Sepeninggal Jalal, Rukayah berkata pada dirinya sendiri “Tidak Jalal ! aku tidak bisa melihat kamu sedih, kamu tetap akan merayakan pesta pernikahanmu dan akan ada Salim disana yang akan mempersiapkan pesta tersebut, itu adalah janjiku sebagai sahabat terbaikmu, Jalal” kata Rukayah

vlcsnap-2015-01-31-21h09m04s254Malam itu Rukayah langsung menghampiri Salim yang sedang tertidur, Rukayah segera membangunkannya “Ada apa ibu ?” Salim kaget ketika dibangunkan oleh Rukayah “Kamu menganggap aku sebagai ibumu ?” , “Ya, tentu !”, “Apapun yang aku katakan akan kamu kerjakan ?” Salim langsung mengangguk “Aku ingin kamu mengawasi setiap detail persiapan pesta pernikahan Yang Mulia”, “Ibu kan tahu kalau aku tidak suka dengan Yang Mulia Raja dan Mariam Uz Zamani dan ibu masih menginginkan aku untuk melakukannya ?” Salim langsung menggerutu, “Ya ! karena kamu akan melakukannya untuk aku, aku tahu kalau kamu membenci mereka tapi kamu harus melakukannya untuk aku ibumu dan jika kamu tidak mengerjakannya maka aku akan menganggap kamu tidak ada gunanya buat aku” , “Buat ibu aku akan menyerahkan nyawaku juga, aku akan melakukannya” , “Sekarang pergilah ke Yang Mulia dan katakan padanya bahwa kamu akan mengurusi pesta pernikahan mereka” Salim mengangguk dan meninggalkan Rukayah, Sepeninggal Salim, kembali Rukayah bicara pada dirinya sendiri “Aku bisa melakukan apapun untuk membuat Jalalku bahagia” kata Rukayah sambil berlalu dari kamar Salim.

vlcsnap-2015-01-31-21h09m23s193Begitu memasuki kamarnya sendiri, Hoshiyar menghentikan langkah Rukayah “Aku tidak mengerti kamu hari ini, Yang Mulia Ratu … kamu selalu membuat Salim agar menjauh dari Yang Mulia Raja dan Ratu Jodha, dan sekarang kamu malah menyuruhnya untuk mendekatinya, kenapa kamu lupa bahwa kamulah yang memberikan semua penderitaan ini ke Yang Mulia Raja ? kamu seharusnya bahagia karena Yang Mulia Raja menemuimu untuk berbagi kebahagiaan, itu semua tergantung kamu itulah mengapa kamu merubah dinamika keadaannya sekarang” , “Aku ingin Jodha tersakiti oleh anaknya sendiri, aku ingin Jalal mengerti bahwa Jodha itu bukanlah ibu yang baik, segera nanti ketika Salim menjadi Raja maka dia akan membuat aku sebagai ibunya dimana aku akan mempunyai kekuasaan Mariam Uz Zamani dan aku akan meminta Salim ke Jalal seperti menginginkan respect dari Jalal sebagaimana yang dia lakukan ke Jodha, Jalal akan datang padaku untuk menangis bukan ke Jodha, cuma aku yang bisa menghapus air matanya, cinta itu memang aneh, Jalal bisa melihat airmata di mata Jodha dan aku bisa melihat airmata dimatanya, aku akan membuat Jodha menangis sejadi jadinya tapi aku ingin Jalal selalu tersenyum bahagia, aku ingin Salim membenci Jodha dan mencintai aku dan aku ingin Jalal mengatakan bahwa aku adalah ibu yang terbaik daripada Jodha !” kata Rukayah sengit, Hoshiyar langsung memberikan applause dengan tepukan tangannya “Aku bahagia akhirnya Tuhan tidak membuat aku mencintai siapapun, meskipun dia tidak menjadikan aku seorang laki laki ataupun seorang perempuan, jika aku menjadi seorang perempuan aku akan bertengkar sepanjang hidupku untuk posisi tersebut termasuk cinta atau rencana jahat dan jika aku seorang laki laki maka aku akan berperang dengan diriku sendiri, pertarungan cinta ini tidak akan berakhir, lihat dirimu sendiri, kamu mempunyai kedudukan yang tinggi, kamu menguasai semua orang, kamu ingin menguasai hatinya Yang Mulia Raja, peperangan ini bukan hanya antara kamu dan Ratu Jodha tapi antara pikiran dan perasaaan kamu, kamu tidak tahu siapa nanti yang akan memenangkan ini semua dan aku sangat berterima kasih bahwa aku tidak harus terlibat dengan perang ini karena aku adalah seorang kasim.... Sinopsis Jodha Akbar episode 429 by Sally Diandra.

Sinopsis Jodha Akbar episode 427 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 427 by Sally Diandra. Siang itu Salim dan Anarkali mendatangi dinding untuk mengikatkan tali suci mereka masing masing didinding tersebut, lagu Rabba is pyar mein pun terdengar, mereka berada pada sisi yang berseberangan, Anarkali mulai meninggalkan tempat tersebut, dia melihat bala tentara Mughal sedang memberikan hadiah untuk para fakir miskin beruapa pakaian dan makanan “Mengapa mereka ada disini ?” bathin Anarkali dalam hati, kemudian Anarkali bertanya pada salah satu prajurit, menurut prajurit tersebut bahwa hari ini adalah pernikahan Qutub, vlcsnap-2015-01-29-21h02m21s66Anarkali sangat terkejut kemudian melihat ke dalam Dargah kembali “Qutub melangsungkan pernikahan disini ? seharusnya aku melihatnya untuk yang terakhir kali, tapi aku tidak bisa menemuinya, dia tidak datang menemuiku jadi aku tidak akan menemuinya sekarang” namun kemudian Anarkali merenungkan kembali “Sebenarnya aku tidak ingin datang ke acaranya, tapi Allah ingin aku bertemu dengannya, itulah mengapa Dia mengirim aku kesini, aku akan bertemu dengannya” kemudian Anarkali mendatangi tempat penyelenggaraan pernikahan dan melihat sang Imam bertanya pada pengantin pria untuk melangsungkan ijab qobul, sang pengantinpun mengangguk “Ya, saya terima dia menjadi istri saya” Anarkali terkejut melihat Qutub menikah didepan matanya, ijab qobul telah dilaksanakan, Qutub saat itu menggunakan bunga sehra yang menutupi wajahnya sehingga wajahnya tidak terlihat, Anarkali langsung keluar dari tempat pernikahan tersebut dan menangis sejadi jadinya, Anarkali teringat bagaimana dulu dia bertemu dengan Qutub, bagaimana dia menyelematkan nyawanya, ketika mereka menghabiskan waktu berdua didalam hutan, Anarkali terus menangis, lagu Rabba is pyar mein kembali terdengar, Anarkali berdoa pada Allah “Ya Khudaa ketika aku akhirnya pergi menjauh dari Qutub, mengapa kamu malah membuat aku melihat Qutub disini” tepat pada saat itu Jodha datang ketempat tersebut dan melihat Anarkali yang sedang menangis, kemudian Jodha meletakkan tangannya dibahu Anarkali, Anarkali menatap kearah Jodha dan dia mengingat bahwa itu adalah Jodha, Anarkali memberikan salam pada Jodha “Kenapa kamu menangis ? aku tidak tahu siapa kamu tapi aku bisa melihat kamu sedang menderita, kehidupan itu memiliki segalanya, kebahagiaan, kesedihan dan lain sebagainya begitu juga dengan penderitaan, kita tidak seharusnya menyalahkan Tuhan untuk itu, disini banyak orang yang datang untuk berdoa pada Tuhan, kvlcsnap-2015-01-29-21h04m46s236amu juga harus berdoa dan penderitaanmu akan lenyap karena ketika kamu berdoa dari hati yang paling dalam, Dargah tidak akan mengecewakanmu, aku harap apapun yang kamu harapkan, kamu akan berdoa disini dan akan mendapatkannya” Jodha kemudian membelai wajah Anarkali dan memberikannya sebuah ladu kemudian berlalu dari sana. Saat itu Anarkali juga akan meninggalkan tempat tersebut tapi tiba tiba dia terkejut melihat Salim ada disana “Kalau Qutub ada disini lalu siapa itu tadi yang melangsungkan pernikahan ?” Anarkali terkejut ketika melihat Qutub yang asli yang sedang melangsungkan pernikahan dan Salim yang dianggapnya sebagai Qutub “Jadi Qutub (yang sebenarnya Salim) tidak menikah dan itu Salim lah yang menikah, Mariam Uz Zamani memang benar, doanya akan dikabulkan disini, Anarkali langsung mendekati Salim dan memeluknya erat, Salim langsung terkejut dan marah lagu Rabba is pyar main pun terdengar kembali “Syukurlah aku bisa bertemu kamu kembali, aku sangat takut ketika mendengar bahwa kamu akan menikah tapi sekarang aku bahagia” Salim langsung mendorong Anarkali dan menatapnya marah “Ada apa Qutub ?” Anarkali terkejut dengan perlakuan Salim yang begitu kasar padanya “Jaga sikapmu !” , “Kenapa kamu kasar sekali sama aku ?” tiba tiba salah satu prajurit bertanya pada Anarkali “Apa kamu ini gadis yang nggak waras ? dia ini calon pewaris tahta kerajaan, pangeran Salim” , “Kamu tidak tahu bagaimana caranya bersikap padanya !” Anarkali kaget “Dia ini Qutub temanku” , “Dia benar benar gadis yang nggak waras, memanggil aku Qutub !” saat itu Haidar datang kesana dan ikut mencampuri pembicaraan mereka “Kamu tidak tahu bagaimana caranya bersikap !”, “Qutub, kamu pasti hanya bercanda, kamu ingat dulu kita sering ngobrol tentang keluarga kerajaan bahwa mereka tidak punya sopan santun, mereka egois, aku tidak suka dengan mereka, aku benci mereka, mereka emosian”, “Cukup !! kamu memanggil calon pewaris tahta kerajaan pangeran Salim orang yang egois !” Anarkali melihat pakaian yang dikenakan oleh Salim dan Anarkali sangat kaget “Ini tidak mungkin ! kamu pasti bukan Salim” , “Kamu benar benar gila!” ujar Salim sambil menggeret Anarkali keluar dari sana, Haidar tersenyum sinis. Salim membawa Anarkali ke pojok ruangan “Ya ! aku ini pangeran Salim, pewaris tahta kerajaan, aku bisa menghukummu vlcsnap-2015-01-29-21h06m02s226saat ini juga untuk membunuhmu tapi aku akan memberikan kesempatan padamu agar kamu meninggalkan tempat ini !” Anarkali masih terkejut, sementara Haidar mendengarkan pembicaraan mereka “Jadi kamu adalah pangeran Salim ?” , “Ya ! aku adalah Salim yang harus berpisah dari kedua orangtuanya karena kamu, aku adalah Salim yang sama yang diserang oleh para pengkhianat karena ayah kamu juga seorang pengkhianat”, “Jadi kamu berbohong sama aku” , “Kamu yang berbohong sama aku bahwa kamu adalah Anarkali, aku tahu kenapa kamu berbohong, kamu tahu kalau aku tidak suka pada seorang gadis yang menganggap aku adalah Salim pewaris tahta kerajaan jadi kamu merubah identitasmu dan menunjukkan kalau kamu tidak suka pada keluarga kerajaan maka aku bisa menyukai kamu !” , “Aku tidak tahu kalau kamu itu Salim”, “Ya mungkin saja tapi kenyataannya adalah aku benci Nadira ! kamu adalah orang yang paling aku benci didunia ini !” Anarkali benar benar kaget, Salim mendekatkan Anarkali kearahnya “Kamu telah melukai aku ketika aku masih kecil dan menyakiti aku dimasa mudaku sekarang juga, aku tidak tahu bagaimana aku bisa mencintai kamu, aku tidak tahu mengapa aku suka padamu, aku pikir aku tertarik padamu makanya aku mencintai kamu tapi aku membenci kamu ! kamu bersandiwara seperti seorang putri untuk menarik aku” , “Aku tidak tahu kalau kamu adalah Salim” , “Tapi sekarang kamu tahu kalau vlcsnap-2015-01-29-21h06m59s28aku sangat membencimu ! aku bahkan akan menghabiskan kebencianku untuk gadis murahan seperti kamu !” Salim kemudian mendorong Anarkali kedinding “Pergi kamu dari sini ! pergiiiii !!!!” , “Meskipun kebencianku tidak begitu murahnya, aku akan menghabiskannya untuk orang yang rendah seperti kamu, kamu telah berbohong padaku, kamu tidak mengungkap indentitasmu yang sebenarnya, aku telah meninggalkan rumahku demi kamu, aku tidak bisa menjadi siapa siapa yang aku inginkan, karena kamu yang pertama kali mengubah namaku dan sekarang impianku” , Cuuukuppp ! karena kamu kehidupanku hancur ! sejak masih anak anak aku sudah menderita, itu semua karena kamu ! tapi cukup sudah sekarang giliranmu, aku akan menghukummu bahkan kamu akan meminta kematianmu sendiri tapi kamu tidak akan bisa mati begitu saja, banyak orang mengatakan bahwa aku lahir untuk cinta tapi sejarah akan mencatat tentang kebencianku padamu !”

Sementara itu di tempat Shagnui Bai “Langit sepertinya menandakan akan segera turun hujan , ini bisa jadi hujan cinta atau hujan kebencian, sejarah akan melihat dua nama yang baru Salim dan Anarkali, hahahahahaha …. ” ujar Shagnui Bai sambil tertawa terbahak bahak sambil menatap langit

Salim dan Anarkali masih berada di Dargah. Mereka berdua meninggalkan tempat tersebut dengan arah yang berlawanan dengan kebencian di wajah mereka.

vlcsnap-2015-01-29-21h07m39s176Dikamar Salim, Salim teringat kembali dengan pertemuannya dengan Anarkali barusan dan bagaimana ketika dulu masih anak anak ketika Anarkali mengeluh pada Jalal tentang Salim yang menyakiti Qadir dan bagaimana Salim mendapat hukuman, Salim melihat wajah Anarkali dicerminnya “Kenapa kamu tidak bisa pergi dari pikiranku ? aku benci kamu !” Salim langsung memecahkan cermin tersebut dan mulai minum anggur, di mengingat kata kata Anarkali di Dargah “Tidaakkk !!! tidaaakkkk !!!!” Salim berteriak sekeras mungkin, Haidar langsung menemui Salim “Salim, kamu baik baik saja ?” , “Aku ingin menghancurkan dia !” , “Gadis yang bernama Nadira itu ? aku sebagai saudaramu tau kalau kamu sedang menderita” , “Aku sangat ingin menghancurkan gadis itu !” , “ Sebegitu bencinya kamu padanya ? untuk apa aku kalau begitu ?” , “Aku ingin melihat dia merasakan penderitaan yang sama seperti yang aku lalui selama ini” , “Itu akan terjadi Salim” ujar Haidar sambil memberikan Salim minuman anggur lagi “Aku akan menghancurkan Nadira, jangan khawatir … serahkan semuanya padaku !” kemudian Salim meminum lagi “Aku tidak ingin melihat wajahnya, agar dia tidak seharusnya menunjukkan wajahnya pada semua orang !” , “Ini akan terjadi, Salim” ujar Haidar.  Sinopsis Jodha Akbar episode 428 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 426 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 426 by Sally Diandra. Di halaman istana Agra, siang itu Salim menghentikan kompetisi pertarungan pedang antara Jodha dan Jalal, semuanya terkejut kemudian Salim melihat kearah tangan Jodha yang berdarah, Salim memegangnya “Panggil tabib sekarang juga !” perintah Salim, Jodha dan Jalal saling berpandang pandangan sambil tersenyum melihat tingkah anak mereka yang peduli pada vlcsnap-2015-01-26-00h14m44s242ibunya “Apa yang ibu lakukan ? ibu bertarung tapi membahayakan nyawa ibu sendiri, ini hanya permainan bukan perang sungguhan dan pertarunganmu ini menyakiti dirimu sendiri, ibu tidak perlu bertarung seperti itu” , “Salim, ibu baik baik saja” kata Jodha, “Iyaa itu yang aku lihat” ujar Salim sambil mengobati luka ditangan Jodha, Jodha sangat terharu dengan perhatian anaknya, Salim kemudian memperban tangan Jodha, Jodha memandang kearah Jalal, Jalal juga membalas pandangan Jodha dan mereka sama sama tersenyum.

Sementara itu dipasar, Anarkali mendatangi salah satu kios disana untuk menjual anting anting milik ibunya “Apakah kamu mencurinya ?” tanya pedagang itu “Kamu pikir aku ini seorang pencuri, aku membutuhkan sesuatu makanya aku menjualnya” bela Anarkali, “Aku akan membelinya dengan harga yang murah dan hanya aku yang mau membeli benda ini karena semua orang tahu kalau kamu itu anak perempuannya Rashid si pengkhianat jadi mereka tidak akan vlcsnap-2015-01-26-00h14m59s136membelinya dari kamu !” , ”Baiklah, belilah dengan harga murah” kemudian pedagang itu memberikan beberapa koin pada Anarkali dan mengambil anting anting Zil Bahar. Anarkali langsung membeli makanan dikedai makanan, tepat pada saat itu bala tentara kerajaan Mughal mendatangi pasar dan memberitahukan sebuah pengumuman bahwa teman Pangeran Salim yang bernama Qutub akan segera melangsungkan pernikahan pada hari Jumat nanti, Anarkali benar benar terkejut mendengarnya, dia teringat bagaimana dulu Salim mengatakan bahwa ini mungkin pertemuan mereka yang terakhir dan dia ingin mengatakan sesuatu pada Anarkali, “Qutub … teman Salim, dia itu Qutubku, dia akan menikah” tanpa sadar Anarkali menjatuhkan makanan yang dibawanya ketanah, seorang perempuan mendekatinya “Nona, makananmu jatuh ketanah” kata perempuan itu sambil memunguti makanan Anarkali dan menyerahkan padanya, perempuan itu mengenali Anarkali sebagai Nadira ”Kamu Nadira ?” , “Sakina ?” ternyata perempuan itu Sakina teman masa kecil Anarkali dulu, mereka pun saling berpelukan satu sama lain.

vlcsnap-2015-01-26-00h17m36s157Sementara itu diistana Mughal, Jalal dan Jodha sedang berada dikamar Jodha, Jalal meminta Jodha untuk memberikan tangannya, kemudian Jalal mengobati luka Jodha dengan salep obat, Jodha tersenyum melihat ulah Jalal yang sangat perhatian padanya, Jodha tertawa kecil melihatnya “Yang Mulia, sepertinya kamu yang terluka bukan aku, kenapa kamu begitu tegang ?” tanya Jodha, “Setiap lukamu adalah penderitaanku, Ratu Jodha” , “Tapi sejujurnya luka ini memberikan aku kedamaian hari ini, jika seorang anak peduli pada ibunya dengan melihat luka ibunya maka seorang ibu pasti sangat bahagia, luka ini membuktikan bahwa Salim masih perhatian dengan kita, kamu lihat kan bagaimana dia menegur aku tadi” kata Jodha, “Seberapa banyak kita bertengkar tapi dia sangat peduli pada kita, kamu ingat kan dulu waktu dia masih kecil, ketika aku menyamar sebagai perampok dan menyerangmu kemudian Salim menyelamatkan kamu” ujar Jalal, “Iyaa … aku ingat, hal yang paling membahagiakan untuk orang tua adalah cinta dari anak anak mereka, aku selalu berdoa agar kita tetap bisa seperti ini” , “Hati hati dengan tanganmu Ratu Jodha” pinta Jalal khawatir, “Kamu lupa Yang Mulia, aku ini Rajvanshi” bela Jodha, “Apapun kamu tapi kamu tetap istriku dan kamu harus mendengarkan aku” pinta Jalal, mereka berdua saling tersenyum kemudian Jalal memperban luka ditangan Jodha .

Anarkali akhirnya menceritakan semuanya ke Sakina, “Aku akan menghentikan Qutub dan akan menghentikan pernikahan ini” ujar Anarkali “Apa hakmu menghentikah pernikahan mereka ? apakah kamu pernah mengatakan padanya bahwa kamu mencintainya atau apakah dia mengatakan bahwa dia mencintai kamu ?” tanya Sakinah.

sja 426Sementara itu ditempat Salim, “Aku harap kamu bisa mengatakan padanya bahwa kamu sangat mencintainya” pinta Qutub, “Lebih baik aku tidak menceritakan padanya, aku benci Nadira melebihi cintaku pada Anarkali, aku tidak dapat menghadapinya untuk ke kedua kalinya dengan menghabiskan seluruh hidupku bersamanya, sudahlah lupakan semua, selamat untuk pernikahanmu, Qutub” Salim langsung memeluk Qutub “Bahagiaku buat kamu Qutub !” , “Tapi aku tidak, luka dihatimu itu membuat aku menderita” ujar Qutub, “Tidak semua cinta seseorang bisa terpenuhi” ujar Salim

Anarkali saat itu masih ngobrol dengan Sakinah, “Tidak semuanya dia katakan, tapi aku melihat cinta dimatanya, aku tahu bahwa pasti ada sebuah masalah” ujar Anarkali “Kamu bilang dia ingin mengatakan sesuatu padamu, mungkin dia ingin menceritakan padamu tentang pernikahannya saja, kalau dia mencintai kamu kenapa dia tidak datang menemuimu, seseorang yang bisa menentang Raja untuk sebuah janjinya, tapi mengapa dia tidak bisa memenuhi janjinya padamu ? jika kamu pergi menemuinya sekarang itu seperti kamu akan dibodohi olej cinta, perasaan dan hatimu” kata Sakinah.

Kembali ke tempat Salim, Salim mengatakan pada Qutub “Aku pikir takdir sedang mentertawakan aku tapi aku bahagia bahwa kamu akhirnya menikah” ujar Salim, “Seandainya saja dia bukan Nadira, harapan cintamu pasti akan terpenuhi” kata Qutub

Ditempat Anarkali “Cinta ini belumlah sempurna, aku tidak mengutuk Qutub, aku telah mencintainya jadi aku ingin dia bahagia tapi aku ingin bertemu dengannya sekarang, aku harap dia akan bahagia dengan pernikahannya nanti akan tetapi separuh perasaanku ini akan selalu berada dalam hidupku selamanya” kata Anarkali, ditempat Salim “Jika gadis itu muncul di depanku, aku akan menghancurkan kehidupannya !” ujar Salim dengan nada marah.

sja 426aKetika Anarkali sampai digerobak yang digunakan untuk tempat tinggal sementara oleh keluarganya, Anarkali melihat kepala ayahnya terluka dan tabib sedang mengobatinya “Nyawa Rashid sedang dalam bahaya, kita hanya bisa berdoa saja sekarang” kata tabib, “Ayah semua ini terjadi karena aku, kita seharusnya tidak perlu kesini” ujar Anarkali sedih, “Kami telah kesini demi kamu, sehingga kamu bisa bertemu dengan Qutub, begitu kita bertemu dengan Qutub maka semuanya akan berakhir bahagia” ujar Zil Bahar, “Kita akan pergi setelah kondisi ayah membaik” kata Anarkali, tepat pada saat itu ada seorang ulama yang memperhatikan mereka dari kejauhan, kemudian ulama itu mendekati mereka “Nak, kamu harus pergi ke Dargah, nona … untuk mendoakan kesembuhan ayahmu” ujar Ulama, Anarkai menyetujuinya.

Sementara itu Jalal dan seluruh keluarga kerajaan datang ke Dargah untuk berdoa, Jodha dan Jalal sedang mengikatkan tali suci ke didinding dan berdoa “Apa yang kau pinta dalam doamu, Ratu Jodha ?”tanya Jalal penasaran, “Kamu dulu Yang Mulia” , “Kenapa harus selalu aku yang pertama” Jalal balik bertanya “Baiklah kita katakan bersama sama” bujuk Jodha lalu mereka bersama sama mengatakan “Kita ingin Salim selalu bahagia” mereka berdua tertawa bersama, “Salim itu anak kita, darah kita mengalir didalam tubuhnya jadi kita berdua hanya menginginkan kebahagiaannya aja” ujar Jodha, saat itu Anarkali sudah sampai di Dargah semantara Jalal dan Jodha masih ngobrol tentang Salim “Aku bedoa untuk Salim agar selalu bahagia dan mendapatkan cinta, aku juga ingin kamu dan Salim bisa saling ramah satu sama lain saling membagi hubungan kalian yang kuat sehingga tidak ada siapapun yang bisa mencampurinya” ujar Jodha, “Aku juga berharap demikian, Ratu Jodha” kata Jalal

vlcsnap-2015-01-26-00h19m12s95Di upacara akad nikah Qutub, sang ulama bertanya pada Jalal “Apakah akad nikahnya bisa kita mulai sekarang, Yang Mulia Raja ?” Jalal mengangguk, maka akad nikah Qutubpun dimulai, tak berapa lama kemudian Salim meninggalkan tempat penyelenggaraan pernikahan tersebut, dari kejauhan Rukayah melihatnya dan langsung menghentikan langkahnya “Salim, kamu mau kemana ?” , “Farhan berharap bisa datang ke pernikahan Qutub di Dargah, maka aku datang kesini untuk memenuhi keinginannya” ujar Salim, “Ya sudahlah cepatlah sana dan segera kembali” Salim mengangguk dari berlalu dari sana.

Sementara pada saat yang bersamaan Anarkali sedang berdoa Dargah, dia berdoa agar ayahnya diberi kekuatan, tidak melupakan keluarganya, selalu mendapat berkah yang melimpah, dan semoga ayahnya cepat sembuh. Sedangkan tak berapa lama kemudian Salim juga sudah ada disana dan berdoa juga tapi kedua mata mereka tertutup jadi mereka tidak bisa saling melihat satu sama lain. Lagu Rabba is pyar mein mulai terdengar. Anarkali sudah selesai berdoa dan mulai meninggalkan tempat tersebut, Salim juga melakukan hal yang sama dan saat itu mereka berdoa mengikatkan tali suci pada dinding, mereka berdua berlawan tempat sehingga tidak menyadari keberadaan masing masing .  Sinopsis Jodha Akbar episode 427 by Sally Diandra.

Sinopsis Jodha Akbar episode 425 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 425 by Sally Diandra. Di istana Amer, Maan Bai menemui kedua orangtuanya, Bhagwandas dan istrinya “Duduklah, nak … kamu tahu ayah baru saja mendapat sebuah surat dari Agra” , “Apa isinya ayah ? apakah Salim baik baik saja ?” Maan Bai langsung tersipu malu begitu menyadari kekonyolannya “Sebenarnya aku pikir itu mungkin sesuatu yang sangat penting, ayah”, “Ini perayaan ulang tahun vlcsnap-2015-01-26-00h00m21s33pernikahan Yang Mulia Raja dan bibimu Jodha, kita diundang, kamu mau ikut ?” ujar Bhagwandas, “Mengapa tidak ? aku akan menyiapkan sebuah hadiah untuk mereka” , “Siapkan hadiah untuk Salim juga” pinta Bhagwandas, Maan Bai langsung tersipu malu dan meninggalkan kedua orang tuanya “Sepertinya dia benar benar suka dengan Salim” ujar Bhagwandas ke istrinya.

Malam itu diistana Agra, Salim keluar jalan jalan dengan kudanya, tiba tiba Haidar menghentikan langkahnya “Kamu mau kemana, Salim ?” , “Aku merasa tercekik di istana ini, aku mau mencari udara luar” , “Kalau begitu ikutlah denganku, aku akan mengajakmu ketempat dimana kamu bisa mendapatkan kedamaian” Salimpun mengikuti saran Haidar.

vlcsnap-2015-01-26-00h00m51s97Sementara itu Anarkali sedang dalam perjalanan pulang dari istana, dalam hati dia berkata “Bagaimana aku mengatakannya pada ibu sekarang, dimana kami akan menghabiskan malam ini sekarang” tak lama kemudian Anarkali melihat Salim sedang mengendarai kuda “Quutttuubbbb !!!” panggil Anarkali, Anarkali berusaha mengejar Salim, sekuat tenaga dia berlari mengikuti Salim sambil memanggil manggil namanya akan tetapi Salim tidak melihatnya dan pergi berlalu dengan kudanya “Ya Allah … terima kasih tenyata Qutub baik baik saja” bathinnya dalam hati

Haidar mengajak Salim ke sebuah tempat prostitusi, “Disinilah tujuan kita, Salim” , “Tempat apa ini ?” tanya Salim penasaran “Kamu akan menemukan kedamaian disini, ayoo ikutlah denganku” ajak Haidar, kebetulan saat itu Anarkali juga mengunjungi tempat tersebut sambil berusaha mencari Salim, dia melihat kuda Salim ada disana, segera dia mencari Salim kedalam tempat tersebut.

Sementara itu Salim dan Haidar memasuki salah satu rumah dimana terdapat para penari sedang menari, Haidar langsung menyalami germo yang mengurusi para gadis gadis “Aku datang kemari dengan seorang yang agung jadi perlihatkan pada kami pertunjukkan yang bagus” ujar Haidar, sang germo pun mengangguk. Haidar dan Salim kemudian duduk dan menikmati tarian, Haidar memberikan segelas anggur ke Salim “Kamu tau kan kalau aku nggak minum” ujar Salim, “Aku akan membuatmu meminumnya” bathin Haidar sambil menaruh gelas tersebut didepan Salim, Salim melihat para gadis sedang menari. Sementara diluar Anarkali mencari cari Qutub dengan bertanya para gadis gadis yang sedang berada ditempat tersebut namun bukannya mendapatkan jawaban, malah Anarkali menjadi bahan bual bualan mereka “Yang kesini itu laki laki, kenapa kamu kesini ? mungkin kamu sangat suka dengan tempat ini dan kamu akan menetap disini selamanya” ejek para kupu kupu malam tersebut .

vlcsnap-2015-01-26-00h01m15s88Sedangkan didalam, Salim melihat para penari yang sedang menari dengan gelang kaki mereka yang berbunyi gemercing, Salim langsung teringat Nadira waktu kecil, dimana dia memberikan gelang kaki itu ke Salim, lalu beberapa moment pertengkaran mereka ketika masih anak anak, Salim langsung meminum anggur tadi yang sudah tersedia dan teringat kembali ketika dia bertemu dengan Nadira atau Anarkali yang telah tumbuh dewasa, melihat hal ini Haidar terus menerus menuangkan anggur kedalam gelas Salim agar Salim terus meminum dan mulai merasa gelisah, kemudian Salim bangun dalam keadaan mabuk sambil berteriak meracau tidak karuan “Ada apa denganmu Salim ? apakah kamu baik baik saja ?” tanya Haidar “Aku tidak baik baik saja dan gelang gelang kaki itulah alasannya, mereka itu membuat aku mengingat lagi masa kecilku yang tidak aku suka ! aku tidak suka tarian, gelang kaki itu, aku membencinya ! aku benci !” teriak Salim sambil berlalu dari sana, sang germo bertanya ke Haidar “Apakah kami membuat kesalahan tuan ?” , “Dia tadi minum banyak makanya dia jadi gelisah”ujar Haidar sambil menyusul Salim, Salim meninggalkan tempat tersebut, Anarkali melihatnya dan bergegas dia mengejar Salim, lagu rabba is pyar mulai terdengar, beberapa orang mencoba menghentikan langkah Anarkali dan mulai menggodanya, Anarkali beberapa kali memanggil nama Qutub tapi Salim tidak mendengar dan terus berlalu dari tempat itu. “Qutub, aku telah menemuimu tapi kamu tidak mengetahui aku, terima kasih Tuhan ternyata Qutub baik baik saja tapi kenapa kamu tidak menemui aku ? mengapa kamu pergi begitu saja ? aku perlu sebuah jawaban atas pertanyaan pertanyaanku”.

vlcsnap-2015-01-26-00h01m44s114Siang itu Jalal dan keluarganya sedang berkumpul diruang keluarga, “Murad dan Danial kalian berdua harus belajar politik mulai sekarang, seperti Salim yang seorang pejuang sejati kamu juga seharusnya belajar sesuatu dari dia” kata Jalal, “Salim itu memang hebat, Yang Mulia karena dia itu anak Mariam Uz Zamani, kami semua tahu bagaimana hebatnya ibu Jodha sebagai pejuang” ujar Murad. Jalal kemudian meminta Salima untuk menceritakan bagaimana dirinya bertarung sangat hebat ketika Jalal diculik. “Kalau ibu ibu kami hanya bisa melawan melaui papan catur saja, Yang Mulia Raja” kata Danial, Rahim yang melihat peristiwa itu dengan mata kepalanya tidak terima, “Aku masih kecil waktu itu tapi aku masih mengingat peristiwa dimana ibu Salima mengikatku dibelakang punggungnya dan bertarung melawan musuh musuh, ibu Rukayah bertarung dengan panahnya dan ibu Jodha dengan pedangnya” , “Itu adalah perang yang hebat” kata Rukayah “Pada hari itu semua musuh belajar bahwa perempuan itu tidaklah lemah” sela Salima, “Bagaimana kami bisa percaya ?” tanya Danial penasaran, “Kalau begitu kita adakan kompetisi diantara para istri, yang menang nantinya akan bertarung melawan aku” ujar Jalal, namun Jodha menyela “Anak anak ini cuma menggoda kamu dan kamu terjebak didalamnya” , “Lihat … benar kan aku bilang mereka tidak bisa bertarung” , “Lihat saja besok !” tantang Salima, Aram Bano anak Jalal yang paling bungsu yang sedari tadi ada dipangkuan Jalal ikut angkat bicara “Jadi besok kita akan melihat siapa yang memiliki lebih banyak nyali, iya kan ayah ?” semua yang hadir disana tersenyum mendengarnya.

vlcsnap-2015-01-26-00h02m21s234Sementara itu ditempat Anarkali, “Ibu, aku tadi melihat Qutub tapi kami tidak bisa bertemu secara langsung karena dia mengendarai kudanya” , “Jangan khawatir, kamu bisa pergi besok dan menemuinya lagi, Tuhan telah membawa kita kesini untuk tujuan yang baik, bagaimana keadaan di dalam istana ?” tanya Zil Bahar, Anarkali teringat ketika Rukayah menegurnya dan mengatakan bahwa dia tidak bisa bertemu dengan Jodha, karena mereka akan pergi besok. “Apa yang kamu sembunyikan, katakan pada ibu apa yang terjadi ?” , “Diistana orang orangnya tidak baik, ibu” akhirnya Anarkali menceritakan bagaimana ketika Rukayah menegurnya “Tapi jangan khawatir ibu, Ratu Jodha pasti tidak akan seperti itu, aku akan pergi kesana lagi besok dan bertemu dengan Ratu Jodha” , “Kamu tidak perlu pergi kesana, ibu tidak ingin anak ibu di tegur lagi, kita akan mencari pertolongan yang lain, ibu punya satu cara” kemudian Zil Bahar melepas anting antingnya dan diberikannya ke Anarkali “Jualah anting anting ibu ini ke pedagang emas, ini akan menolong kita” , Tapi ibu … “ , “Tidak ada kata tetapi, lakukan seperti yang ibu katakana tadi” ujar Zil Bahar.

Keesokan harinya, dihalaman istana para istri sudah bersiap untuk mengadakan kompetisi pertarungan dengan dua pedang, semuanya hadir disana termasuk ibu Hamida dan anak anak perempuan Jalal dan Jodha, tak ketinggalan pula para pangeran yang inging melihat kebenaran tentang ibu ibu mereka yang bisa bertarung. “Kalian sepasang sepasang saling bertarung terlebih dulu, nanti siapa yang menang diantara pasangan tersebut maka harus bertarung kembali untuk menentukan pemenangnya” saat itu Jodha melawan Salima, sedangkan Rukayah melawan Ruksah, tak berapa lama Rukayah dan Jodha lah menang “Aku tahu tidak ada yang bisa melawan Ratu Jodha” puji Salima, “Tapi pertandingan masih berlangsung, biarkan Ratu vlcsnap-2015-01-26-00h03m42s23Jodha melawan aku dulu, kita kan lihat siapa yang menang nanti” tantang Rukayah. Jodha dan Rukayah mulai bertarung dengan pedangnya, mereka berdua berusaha melakukan yang terbaik, namun tanpa sengaja Rukayah melukai tangan Jodha, Jalal yang melihatnya dikejauhan kaget dan ikut merasakan luka Jodha, “Maafkan aku Ratu Jodha, aku tidak bermaksud melukaimu” , “Tidak apa apa, kamu tidak sengaja melakukannya, mari kita lanjutkan pertarungan” , “Tapi tanganmu terluka, Ratu Jodha” ujar Jalal khawatir “Setiap pejuang selalu mendapatkan luka, Yang Mulia … tidak usah khawatir, aku akan bertarung menggunakan satu tangan” saat itu Salim juga ada disana melihat pertarungan kedua ibunya, Jodha mulai kembali bertarung dengan satu tangan melawan Rukayah dan akhirnya Jodhalah yang menang. “Aku memang harus menerima bahwa tidak seorangpun yang bisa mencapai tingkatanmu dalam bermain pedang Mariam Uz Zamani, aku terima kekalahanku” ujar Rukayah, saat itu Jalal mendekati Jodha “Tapi pertarungan masih berlanjut Ratu Jodha” ujar Jalal, “Tapi dia terluka Yang Mulia” , “Jika dia menggunakan satu tangan maka aku juga menggunakan satu tangan” kemudian Jalal dan Jodha mulai bertarung satu sama lain, tangan Jodha saat itu berdarah cukup banyak dan melukainya, Salim memperhatikan ibunya sedari tadi dan tiba tiba saja Salim menyeruak diantara Jalal dan Jodha dan menghentikan pertarungan tersebut, semua yang hadir disana Nampak tegan gdan terkejut.  Sinopsis Jodha Akbar episode 426 by Sally Diandra.

Sinopsis Jodha Akbar episode 423 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 423 by Sally Diandra. Siang itu Jodha dan Rukayah masih berada didalam kamar Salim “Salim menyukai seorang gadis waktu berada di Amer dan gadis itu adalah Maan Bai, dia juga sangat menyukai Salim, kami akan mengumumkan pertunangan mereka pada hari perayaan ulang tahun pernikahan kami” ujar Jodha dengan senyumnya yang mengembang, “Aku juga suka Maan Bai, selamat yaa ..." vlcsnap-2015-01-22-12h54m06s159“Tapi tolong ya Ratu Rukayah jangan beritahu Salim dulu” , “Jangan khawatir aku tidak akan mengatakannya” kemudian Jodha berlalu meninggalkan Rukayah, “Aku tidak akan mengatakan ke Salim bahwa kamu mengira dia menyukai Maan Bai sebagaimana aku juga tidak akan mengatakan ke kamu bahwa Salim sebenarnya mencintai seorang gadis dari rakyat biasa, pasti akan ada pertempuran antara pikiranmu dan perasaan Salim, seseorang yang mengatakan bahwa kamu membutuhkan posisi sebagai Mariam Uz Zamani untuk memerintah, semua yang kamu butuhkan adalah mempunyai jiwa politik yang tinggi dan sebuah pemikiran yang berfikir lebih dari Jalal dan Jodha” ujar Rukayah tersenyum senang

Disidang Dewan – E – Khaas, Salim memasuki ruang sidang “Yang Mulia, dulu aku memang telah menolak untuk menjadi seorang calon pewaris tahta Kerajaan, namun sekarang aku akan mengambilnya kembali” semua yang hadir disana tersenyum senang mendengarnya. Jalal langsung turun dari tahtanya dan mendekati Salim “Itu adalah hakmu dan ayah sangat bahagia memberikannya ke kamu” ujar Jalal, kemudian Jalal menyuruh Maan Sigh untuk membawa stempel calon pewaris tahta kerajaan dan pedangnya, Salim didudukkan disinggasana calon pewaris tahta kerajaan kemudian pendeta melakukan ritual aarti ke Salim, ulama memberikan mahkota calon pewaris tahta kerajaan, Jalal tersenyum melihatnya dan memberikan pedang calon pewaris tahta kerajaan pada Salim, Salimpun menerimanya. Sesaat kemudian Jalal memeluk Salim, semuanya memberikan selamat kemudian Salim diberi stempel calon pewaris tahta kerajaan “Sekarang kamu bisa menggunakan stempel itu dan dapat memberikan perintah apapun untuk kepentingan orang banyak” Salim mengangguk. Sementara di tenda para ratu, dalam hati Rukayah berkata : “Salim telah mendapatkan jabatannya kembali akan tetapi haknya adalah milikku, aku akan menggunakan stempel Salim dan menulis sebuah pernyataan”

Siang itu ditaman istana Salim menstampel surat pernyataan perekrutan prajurit baru, Salim mengundang Qadir ke istana “Mulai dari sekarang kamu menjadi seorang prajurit bala tentara Kerajaan Mughal” kata Salim sambil menyerahkan surat tersebut ke Qadir, “Aku tidak tahu bagaimana caranya aku mengucapkan terima kasih terima kasih, pangeran” , “Mudah, yaitu dengan cara memeluk saya” Salim langsung memeluk Qadir, kemudian Salim mengucapkan selamat kepada seluruh bala tentaranya yang lain yang juga baru direkrut “Kalian semua telah melakukan pekerjaan yang mulia oleh karena itu aku mengangkat kalian semua menjadi seorang prajurit !” semua prajurit mengelu elukan nama Salim.

vlcsnap-2015-01-22-12h54m50s86Sementara itu dikejauhan dibalkon istana, Haidar melihat apa yang dilakukan Salim bersama dengan pamannya. “Akhirnya, Salim mengambil posisinya, Haidar” kata paman Haidar, “Yaa ... kamu hanya melihat Salim sebagai seorang calon pewaris tahta kerajaan akan tetapi tidak bisa melihat bagaimana masa depannya nanti, pasti akan ada peperangan antara Jalal dan Salim karena cara kerja mereka itu berbeda, segera nanti akan ada pasukan prajurit kerajaan Mughal yang dipimpin Salim yang akan melawan Jalal” ujar Haidar, “Kalau begitu kamu bisa melakukannya duluan, kira kira kamu akan berada pada pasukan yang mana, Salim atau Jalal ?” tanya pamannya penasaran “Aku akan berada dikedua sisi, paman ... aku akan menjadi seekor ular untuk mereka berdua dan kemudian aku akan menancapkan bisa ku ke mereka, aku yakin aku akan mendapatkan kesempatan segera mungkin” ujar Haidar.

Dikamar Jodha, Jodha sedang melakukan ritual pemujaan ke Dewa Khrisna ketika Jalal memasuki kamarnya, “Yang Mulia, apa kamu lupa kalau kamu tidak boleh datang ke dalam kamarku dengan sepatumu itu karena ada kuil Dewa Khrisna ?” Jalal baru menyadari kalau dia belum melepas sepatunya seperti yang biasa dia lakukan kalau masuk kedalam kamar Jodha, Jalalpun langsung berbalik kearah pintu kamar dan melepas sepatunya disana “Maafkan aku Kahnaa ... aku lupa karena aku sangat senang hari ini, kamu tahu Ratu Jodha ... beberapa prajurit baru mengelu elukan nama Salim tadi” kata Jalal, “Yaaa ... dia telah mengambil tanggung jawabnya secara serius”, “Namanya pasti akan segera ditulis dalam sejarah sebagai seorang calon pewaris tahta kerajaan yang agung kemudian raja yang agung” kata Jalal, “Aku percaya padamu Yang Mulia, bahwa kamu akan membimbingnya dengan baik dan permainan apa yang kamu mainkan sehingga Salim mau mengambil posisinya kembali ? pertama aku tidak tahu apa tujuanmu tapi kemudian aku terkesan dengan apa yang kamu lakukan” ujar Jodha “Terima kasih Ratu Jodha, tapi itu adalah idenya Birbal” jelas Jalal, “Tapi kamu harus tetap diberi pujian, Yang Mulia ... karena kamu telah memberikan pekerjaan ke Birbal di pengadilan” ujar Jodha sambil meletakkan kepalanya didada Jalal “Yang Mulia, ini adalah hadiah terbaik untukku di ulang tahun pernikahan kita karena Salim sekarang menjadi seorang pewaris tahta Kerajaan Mughal” , “Tapi ada hadiah yang lain buatmu, Ratu Jodha ... tapi beri saya makanan dulu” pinta Jalal

vlcsnap-2015-01-22-12h55m10s45Malam itu Salim sedang berada di teras balkon istana, semua saudara saudaranya pangeran dan putri raja datang menemuinya seperti Murad, Danial, Qutub, Shakrun Nissa, Khannum, Mehtab dan Aram si bungsu. Mereka memberikan selamat ke Salim karena akhirnya Salim mau menjadi calon pewaris tahta kerajaan, Salim tersenyum melihat saudara saudaranya, khususnya ke Aram si adik bungsu lalu digendongnya Aram “Aku ini cuma kakak kalian bukan calon pewaris tahta kerajaan” kata Salim, “Kami bahagia saudara kami menjadi calon pewaris tahta kerajaan” ujar Murad, “Aku mengambil posisi ini untuk kepentingan orang orang miskin, aku pikir aku bisa membantu mereka dengan menerima posisi ini” jelas Salim, “Sekarang kamu mempunyai kekuasaan, Salim ... kamu bisa memerintahkan apa saja” kata Danial, “Sebuah kekuasaan seharusnya hanya digunakan untuk kepentingan orang miskin saja, disamping itu kekuasan dan penghormatan keduanya bisa memudar”, “Tapi kamu tidak boleh menggunakan kekuasaanmu ke aku kakak” pinta Aram, “Kamulah yang memerintah aku” jawab Salim sambil menggendong Aram, “Aku ini adik calon pewaris tahta kerajaan jadi aku bisa menghukum siapa saja yang mengganggu” kata Aram lagi, “Baiklah, katakan padaku siapa yang sudah mengganggu kamu ?” , “Ibuku yang selalu mengganggu aku, dia selalu menyuruhku untuk melakukan ini melakukan itu”, “Yaaa ... sekarang kamu telah menjadi Ratu buat semuanya” sela Shakrun Nissa, “Aku benci sama kalian semua” ujar Aram sambil meminta turun dari gendongan Salim dan berlari menjauh “Dia akan baik baik saja nanti, dia memang selalu seperti itu” kata Khannum kemudian para putri raja tersebut pamit dan berlalu dari hadapan Salim, “Salim, lebih baik sekarang kamu istirahat karena sepertinya sudah hampir hujan” pinta Murad, “Aku mau disini saja dulu, kalian pergilah” , “Kamu pasti kangen yaa sama gadis dari Amer itu ?” goda Murad, Salim langsung marah menatap Murad, Murad ketakutan dari berlari meninggalkan Salim bareng Danial. Salim memandang kearah langit saat itu hujan mulai turun dengan derasnya, Salim teringat dengan pertemuannya dengan Anarkali di Amer. “Salim ... ayo kita masuk ke dalam !” ajak Qutub, “Mungkin saja hujan ini bisa meredakan api yang ada dalam diriku, hujan ini mengingatkan aku pada masa anak anakku dulu yang tidak akan aku lupakan, memarnya masih terasa sakit hingga sekarang, aku tidak tahu apakah hujan ini akan membawanya pergi” ujar Salim ditengah derasnya hujan, sementara itu ditengah derasnya hujan Anarkali dan keluarganya mulai memasuki Agra dengan vlcsnap-2015-01-22-12h56m27s47menggunakan gerobak sapi. “Apakah kamu merindukan Anarkali ?” tanya Qutub, “Kita merindukan orang orang yang kita cintai tapi aku sangat membencinya, aku ingin menyingkirkan semua kenangan tentang dirinya selama lamanya” kata Salim, sementara itu Anarkali teringat pada kenangan kenangan indahnya bersama Salim, Salimpun juga teringat semuanya. “Ya Kuhdaa ... berilah petunjukmu agar aku bisa bertemu dengan Qutub, sehingga aku bisa bertanya padanya kenapa dia tidak datang menemui aku, kenapa dia tidak memenuhi janjinya” bathin Anarkali dalam hati

Dikamar Jodha, Jodha memanggil Shamshad pelayannya yang juga ibunya Qutub, “Shamshad, sebentar lagi kamu akan menjadi ibu mertua, bagaimana dengan menantumu ?” tanya Jodha, “Dia adalah gadis yang baik, Yang Mulia Ratu” kemudian Jodha memperlihatkan hadiahnya yang akan dia berikan untuk pengantin perempuan “Salim adalah anak asuhmu maka Qutub sudah seperti anakku juga, jadi pengantin perempuannya harus mendapatkan hadiah dari aku, kamu tidak boleh menolaknya, Shamshad” tepat pada saat itu Jalal memasuki kamar Jodha dan mengatakan kalo dirinya sependapat dengan Jodha, “Akan ada perayaan pernikahan yang meriah dan mewah untuk Qutub nanti” kata Jalal, Shamshad sangat berterima kasih pada mereka lalu dia meninggalkan mereka. “Sekarang aku akan membawa seorang pengantin perempuan juga maka aku bisa memerintah dirinya” ujar Jodha, “Apakah aku ini masih kurang untuk kamu perintah, Ratu Jodha ?” goda Jalal, “Kamu selalu menggodaku ! aku tidak bicara sama kamu” kata Jodha ketus dengan wajah cemberut lalu beralih duduk diatas tempat tidur, Jalalpun segera menyusulnya dan duduk disebelah Jodha sambil mendekatkan wajahnya kearah wajah Jodha “Aku menggodamu supaya aku bisa dekat sama kamu untuk menghiburmu, Ratu Jodha ... aku telah mengundang Bhagwandas dipernikahan Qutub nanti, maka kita akan menyatukan hubungan Salim dengan Maan Bai” kata Jalal, “Bagaimana kamu tahu isi hatiku, Yang Mulia ?” tanya Jodha, “Itu karena hatimu adalah milikku dan hatiku adalah milikmu” jelas Jalal,

vlcsnap-2015-01-22-12h57m57s173“Oh tidak ... aku melupakan sesuatu” kata Jodha sambil tersipu malu “Tidak usah khawatir, kita akan menemukannya bersama sama” kemudian Jalal semakin mendekat kearah Jodha berusaha mencium pipinya namun Jodha masih malu malu didepan Jalal “Yang Mulia, aku tidak punya waktu saat ini, aku harus menyiapkan pesta pernikahan” ujar Jodha sambil berdiri dan menghindar dari Jalal, Jalal hanya tersenyum melihat ulah istrinya yang masih sering malu malu bila didekati dan tak lama kemudian Jodha berbalik menoleh kearah Jalal sambil tersenyum malu. ... Sinopsis Jodha Akbar episode 424

Sinopsis Jodha Akbar episode 422 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 422 by Sally Diandra. Malam itu Jalal berhasil mencium kening Jodha tanpa Jodha sadari, “Aku tau bagaimana caranya memenangkan kamu, Ratu Jodha” mereka pun tertawa bersama “Kamu ini curang” kata Jodha, “Semuanya fair dalam cinta dan perang dan untuk mendapatkan cinta dari istriku aku bisa berbuat apa saja” lagu In ankhon mein tum mulai terdengar kemudian Jodha membaringkan kepalanya didada bidang Jalal “Aku selalu senang kalau kita seperti ini, aku selalu takut kalau kamu marah” ujar Jodha sambil memegang tangan Jalal, Jalalpun menggenggam tangan Jodha “Bagaimana dengan perasaan cintaku ?” tanya Jalal, “Itu adalah bagian dari hatiku, Yang Mulia” , “Jadi aku seharusnya selalu seperti ini sepanjang hidupku untuk menjaga bagian di dalam hatimu itu, aku janji” kata Jalal sambil membelai kepala Jodha kemudian mereka berdua saling menggenggam tangan, membelai dan menguatkan cinta mereka berdua.

cover JASementara itu dikamar Hamida, Salim mengunjungi kamar Hamida “Assalamualaikum nenek …” sapa Salim, “Waalaikumsalam Salim …. “Nenek aku tidak suka berada disini” kata Salim, “Jangan bicara seperti itu, apakah kamu masih marah sama ayahmu ?” , “Aku sudah berusaha untuk melupakannya, itulah mengapa aku ingin pergi, aku ingin nenek meminta sama ayah agar membiarkan aku pergi ke Partan, aku merasa tidak nyaman berada disini, jika nenek meminta pada ayah mungkin dia akan setuju” pinta Salim, “Baiklah jika itu yang kamu inginkan tapi nenek juga punya permintaan ke kamu juga, nenek meminta kamu tetap tinggal disini dulu sampai pesta perayaan ulang tahun pernikahan kedua orangtuamu” kata Hamida, “Baik, nenek” ujar Salim.

Dirumah Anarkali, saat itu ayah dan ibu Anarkali sedang ngobrol “Kalau begitu, kita akan pergi ke Agra” kata Rashid,” , “Apakah kamu lupa apa yang terjadi pada kita disana ?” ujar Zil Bahar, saat itu Anarkali datang dan mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya, “Buatku cinta anak gadisku itu lebih penting, ini adalah tanggung jawab kita untuk mempertemukan anak kita dengan kekasihnya dan menikahkan mereka, kita pergi ke Agra besok” ujar Rashid, seketika itu juga Anarkali langsung menghampiri ayahnya dan memeluknya “Ayah, kamu telah melakukan banyak hal untukku” , “Aku bisa melakukan apapun buat kamu, kita akan menemukannya” ujar Rashid, “Tidak ! aku tidak bisa egois, demi aku, aku meminta kalian untuk datang ke Agra di mana kalian harus menanggung begitu banyak penghinaan”, “Tidak ada yang lebih penting daripada cintamu dan ayah akan merasa bahagia ketika kamu bisa bertemu dengan Qutub, ayah akan melihat senyum diwajahmu dan melupakan semua penghinaan itu” kata Rashid, Anarkali langsung memeluk ayahnya, dalam hatinya berkata : “Aku yakin Tuhan menginginkan aku bertemu dengan Qutub, sekarang aku akan menemukanmu dimana kamu berada”

Salim mengunjungi pasar dengan berkuda bareng Qutub, nenek Fatima Bi kebetulan juga ada disana, semua orang mulai mendekati dan berupaya memberikan hadiah untuk Salim “Saya tidak butuh hadiah kalian, yang saya butuhkan adalah cinta dan dukungan kalian” semua orang langsung mengelu elukan namanya “Hidup Pangeran Salim ! Hidup Pangeran Salim ! Hidup Pangeran Salim !” begitu mendengar nama Salim, nenek Fatima Bi bergegas menerobos orang orang yang sedang mengitari Salim, tak lama kemudian Salim melihat nenek Fatima Bi yang datang sambil tergopoh gopoh menuju kearahnya, Salim sangat senang melihatnya, Salim langsung menghampiri nenek Fatima Bi dan menyentuh kaki si nenek “Assalamualaikum Nenek ...” , “Waalaikumsalam Pangeran Salim, semoga engkau mendapatkan kehidupan yang mulia, aku selalu berdoa agar kamu menjadi Raja yang Agung, kamu ini seorang Raja sebagai formalitas tapi kamu ini manusia yang berbudi mulia, apakah kamu masih mengingatku ?” tanya nenek Fatima Bi, Salim lalu bersimpuh dikakinya “Aku tidak akan pernah melupakan kamu, nenek ... aku selalu menghargai makanan yang kamu masak, aku juga suka sama cucumu, bagaimana kabarnya Qadir ?” tanya Salim, “Dia baik baik saja, apakah kamu ingin bertemu dengannya ? nanti aku akan menyuruhnya keistana” , “Tidak usah, nenek ... aku akan mengunjungi rumahmu” , “Rumahku ?” tanya nenek Fatima Bi terheran heran “Iya, kenapa tidak ? aku telah menghabiskan banyak waktuku disana, aku masih ingat jalan menuju kerumahmu, jika kamu tidak ingin aku datang, baiklah tidak apa apa” , “Oh bukan bukan begitu Pangeran ...ini adalah suatu anugerah kalau kamu mau datang kerumahku” tak lama kemudian Salim bersama nenek Fatima Bi pergi kerumah nenek Fatima Bi. Sampai akhirnya mereka sampai dirumah nenek Fatima Bi “Qadir, lihat ini cucu nenek yang lain sudah datang” begitu Qadir membuka pintu rumahnya, Qadir sangat terkejut karena Salimlah yang datang bersama neneknya “Assalamualaikum pangeran Salim” ujar Qadir sambil membungkukkan badannya didepan Salim “Waalaikumsalam Qadir ... jangan membungkuk seperti itu, kamu adalah saudaraku” kemudian Salim mengajak nenek Fatima Bi duduk dibale bale sambil memperhatikan seisi rumah, sementara diluar semua penduduk desa masih menantikan Salim sambil menunggunya diluar rumah nenek Fatima Bi “Apa pekerjaanmu Qadir ?” , “Saya bekerja sebagai seorang penjaga keamanan” , “Aku ingin kamu bekerja lebih baik lagi, aku ingin kamu menjadi seorang prajurit di istana” kata Salim, “Saya tidak pantas untuk pekerjaan itu, pangeran” , “Seorang prajurit adalah orang yang baik, kamu adalah saudaraku, aku akan mencobanya untuk kesuksesanmu, nenekmu telah melakukan banyak hal untuk aku” kemudian Salim menyuruh Qutub untuk menuliskan sebuah surat untuk Jalal tentang pekerjaan untuk Qadir, sesaat kemudian Salim meminta makanan ke Qadir, “Aku akan memasakannya untukmu, pangeran” ujar nenek Fatima Bi “Tidak nenek, sekarang saatnya nenek istirahat, kami akan makan makanan yang sudah tersedia dirumah ini saja” kata Salim .

Sinopsis Jodha Akbar episode 421. Sementara itu disidang istana Agra, Jalal sedang mengadakan pertemuan dengan para menterinya, kemudia salah satu menterinya membacakan sebuah surat dari Salim yang meminta pekerjaan untuk Qadir sebagai seorang prajurit diistana karena Qadir layak mendapatkannya “Pria ini yang dulu pernah dilukai oleh pangeran Salim, Yang Mulia” kata Maan Sigh, “Ini pekerjaan yang baik, baiklah beri dia pekerjaan” ujar Jalal, “Jangan, Yang Mulia !” tiba tiba berdiri dan melarang Jalal untuk menerimanya “Anda seharusnya tidak menerimanya” , “Kenapa ? kamu menginginkan aku mengatakan tidak pada Salim lalu kami berdua akan semakin menjauh begitu ?” tanya Jalal penasaran sambil berdiri mendekati Birbal diikuti oleh menteri yang lain “Tolong katakan padaku sebagai apa posisinya dia mengirimkan surat ini ? dia menolak untuk mengambil posisinya sebagai calon pewaris tahta Kerajaan jadi yang saya inginkan agar anda menolak surat ini” jelas Birbal, “Lalu bagaimana kalau dia tidak mempunyai posisi, jangan lupa dia itu seorang pangeran” , “Dia memang seorang pangeran tapi dia bukan pewaris tahta Kerajaan” , “Jangan keluar dari batasanmu, Birbal !” Jalal mulai agak marah, “Kamu tidak mengerti Yang Mulia ... jika kamu mengatakan tidak ke pangeran Salim maka dia akan jadi keras kepala lalu dia akan mengambil posisinya sebagai pewaris tahta Kerajaan untuk memuluskan perintahnya ini” jelas Birbal “Bagus juga idemu, Birbal ! kamu memang mempunyai pemikiran yang cemerlang” kemudian Jalal menyuruh menterinya untuk menulis surat balasan penolakan ke Salim.

Dikamar Salim, Salim membaca surat penolakan dari Jalal “Yang Mulia Raja selalu mengecewakan aku !” tepat pada saat itu Rukayah memasuki kamarnya “Ada apa Salim ?” , “Aku meminta sebuah pekerjaan untuk Qadir ke Yang Mulia, tapi dia menolaknya” kemudian Rukayah membaca surat Jalal “Apa yang salah pada ayahmu ? kamu itu tidak punya kekuasaan untuk meminta apapun darinya” , “Apa maksud ibu ?”, “Kamu itu tidak mempunyai kekuasaan, tidak mempunyai posisi, tidak mempunyai penunjukkan, kamu menolak menjadi seorang calon pewaris tahta Kerajaan, jika kamu menulis sebuah surat harus dengan stempel calon pewaris tahta Kerajaan, maka ayahmu akan menerima permintaanmu” jelas Rukayah, “Aku tidak pernah tertarik untuk menjadi calon pewaris tahta Kerajaan” , “Itu adalah hakmu, tapi kamu telah berjanji pada Qadir bukan ? kamu dapat melihat dirimu sendiri kalau kamu tidak memenuhi janjimu, menjadi seorang calon pewaris tahta Kerajaan bukan cuma masalah posisi tapi kekuasaan, Salim” bujuk Rukayah, “Kamu harus menerimanya maka kamu dapat menolong orang miskin, terimalah maka kamu bisa memperkerjakan Qadir dimana saja, tidak akan ada yang bisa menghentikanmu” bujuk Rukayah lagi, “Aku tidak ingin belas kasihan Yang Mulia” , “Itu hakmu, Salim ... kamu menginginkan setiap orang mendapatkan keadilan, kamu harus mengambil hak mu ini maka kamu bisa memberikan hak setiap orang”, “Kenapa kamu selalu lebih baik dari ibu kandungku sendiri ? memang dialah yang telah melahirkan aku akan tetapi kamulah yang mengajari aku segalanya, kenapa kamu yang mengatakan semua ini ke aku dan bukan dia ?” tanya Salim, “Itu tidak menjadi masalah, kamu adalah anakku dan aku adalah ibumu”, “Kamu benar, kecuali kamu semuanya telah mengkhianati aku, kedua orang tuaku, temanku dan cintaku” , “Apakah dia seorang gadis ?” tanya Rukayah penasaran, “Ya ! aku mencintai seorang gadis waktu di Amer tapi kemudian aku tahu bahwa nama sebenarnya adalah Nadira, anaknya Rashid, kali ini dia menggunakan nama Anarkali, aku benci dia !” , “Apakah kamu menceritakan semua ini ke ayah dan ibumu ? mereka pasti tidak akan menyetujui kalau kamu menikah dengan gadis dari rakyat biasa” , “Kalau saja dia bukan Nadira maka tidak ada seorangpun yang bisa menghentikan aku untuk bersatu dengannya akan tetapi dia telah menghancurkan hatiku !” , “Kalau begitu terimalah sebagai calon pewaris tahta Kerajaan, kadang kadang kita harus menerima apa yang tidak kita suka” bujuk Rukayah, “Aku akan melakukan seperti yang kamu katakan, ibu” kemudian Salim berlalu dari hadapan Rukayah. “Anarkali ... kelihatannya menarik” ujar Rukayah tepat pada saat itu Jodha datang mendatangi kamar Salim “Aku datang kesini untuk meminta Salim menerima menjadi calon pewaris tahta Kerajaan” ujar Rukayah, “Kadang aku merasa bahwa kamu itu lebih bisa daripada aku” kata Jodha, “Tidak, bagaimana bisa aku mencapai tingkatanmu, Ratu Jodha” , “Kamu itu berada diatas aku, Ratu Rukayah ... sekarang Salim dan Yang Mulia akan berinteraksi lebih banyak dan sekarang kebahagiaan akan semakin meningkat, aku akan memberikan Salim sebuah hadiah dipesta perayaan pernikahan kami nanti, kakak laki lakiku akan datang, Salim menyukai gadis ini, dia telah mengatakan pada Yang Mulia dan kamu tahu siapa dia ?” , “Siapa dia ?” Rukayah penasaran, “Dia adalah Maan Bai anak perempuannya Bhagwandas” Rukayah langsung tersenyum sinis. Sinopsis Jodha Akbar episode 423

Sinopsis Jodha Akbar episode 420 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar episode 420 by Sally Diandra. Siang itu Salim akhirnya keluar dari tendanya setelah dua hari mengurung diri dikamar, “Ratu Jodha, lihat …. Pangeran Salim keluar dari tendanya” ujar Zakira sementara Jodha yang saat itu sedang bersama Salima bisa melihat dengan jelas anaknya keluar dari tendanya, Jodha sangat bahagia melihatnya “Benar kan apa yang aku bilang bahwa dia akan keluar juga, semuanya vlcsnap-2015-01-19-11h00m21s244akan baik baik saja sesegera mungkin” kata Salima, “Aku akan memberitahu ke Yang Mulia Raja” ujar Jodha

Teman Anarkali datang kerumah Anarkali “Kamu menolak lamaran juga ternyata, sebenarnya laki laki macam apa yang kamu inginkan ?” tanya temen Anarkali, Anarkali langsung teringat Salim dan mengatakan : “Laki laki yang menghargai cinta, dia dapat bertarung untuk cinta, dia bisa mati demi cinta” , “Laki laki seperti itu hanya didalam dongeng” kata teman Anarkali, “Tidak ! mereka ada dalam kehidupan nyata juga” bela Anarkali, “Jadi maksud kamu Qutub ?” Zil Bahar ibu Anarkali mendengarkan ini semua, “Ya dia itu orangnya, dia datang untuk menentang seluruh keluarga kerajaan Mughal demi cintanya pada sahabatnya, aku ingin laki laki macam itu” Zil Bahar datang menemui mereka dan tersenyum “Jadi kamu ingin laki laki macam itu, Anarkali ?” , “Bukan seperti itu, bu” , “Ibu doakan agar kamu mendapatkan tipe seorang suami” kata Zil Bahar

vlcsnap-2015-01-19-11h01m39s229Sementara itu di istana Amer, para pelayan membawakan makanan untuk Jalal “Aku tidak ingin makan” kata Jalal dengan nada sedih, “Lalu kapan kamu mau makan, Yang Mulia ?” ujar Jodha, “Ketika anakku lapar lalu bagaimana seorang ayah bisa makan ?” Jodha lalu duduk disebelah Jalal “Lalu kalau anaknya sekarang sudah membaik bagaimana ? Salim sekarang sudah baik, dia sudah keluar istana jadi kamu harus makan juga” Jalal sangat senang mendengarnya, “Alhamdulilah, aku sudah bilang bahwa dia pasti akan baik baik saja” , Tapi dia masih berfikir bahwa kamu adalah alasan dibalik semua ini” kata Jodha sedih, “Aku akan menyelesaikannya akan tetapi sampai kapan kamu berhenti sibuk dengan semua ini ? aku tahu kamu itu juga tidak makan” kemudian mereka saling menyuapi satu sama lain, Jalal menyuapi Jodha , Jodha pun menyuapi Jalal dengan penuh cinta.

Tak lama kemudian pelayan menghadap ke Jalal dan memberitahukan bahwa para menterinya ada diluar mau bertemu dengannya, Jalal menyuruh mereka semua masuk. Sesaat kemudian datanglah Maan Sigh, Rahim dan Haidar , Jodha langsung pamitan dan berlalu dari sana “Apakah kalian sudah menemukan siapa yang membunuh Farhan ?” tanya Jalal, “Kami menemukan bekas cakaran binatang buas pada punggungnya, Yang Mulia” ujar Maan Sihg, “Sepertinya dia dibunuh oleh binatang” sela Rahim, sementara itu Haidar yang sejak tadi cuma menyimak tiba tiba teringat bagaimana dia membunuh Farhan dengan senjata yang mirip dengan cakar binantang. “Mungkin seseorang telah membunuhnya” sela Haidar tiba tiba “Aku curiga pada kepala suku Raja Tribal, dia mengatakan jika kamu tidak menikahi Bella maka dia akan membunuh Farhan” kata Haidar lagi, “Itu mungkin saja bisa terjadi tapi aku tidak akan menghukumnya karena dia telah mendapat hukuman yang setimpal yaitu kehilangan anak perempuannya, kita akan kembali ke Agra besok” ujar Jalal

vlcsnap-2015-01-19-11h01m28s142Sementara itu, Salim mendatangi rumah Anarkali, dari kejauhan Salim sudah melihat Anarkali sedang bekerja sambil ngobrol dengan temannya, Salim terpesona pada kecantikannya dan dalam hatinya berkata “Hari ini aku akan mengatakan yang sebenarnya tentang perasaan yang ada didalam hatiku ini untuk kamu” bathin Salim. Tak lama kemudian ibunya Anarkali keluar dari dalam rumah “Nadira, ibu akan pergi ke rumah tetangga sebelah yaa ,,,” ujar Zil Bahar, Salim yang mendengar nama Nadira disebut oleh ibunya Anarkali langsung terkejut, dia teringat bagaimana dulu pertengkarannya dengan Nadira ketika mereka masih sama sama kecil dan bagaimana dulu dia memberikan pernyataan ke Salim dengan melawan Salim dan Salim harus bekerja dirumah salah seorang rakyat biasa, itu semua karena Nadira ! Salim benar benar shock dibuatnya, dalam hati dia berkata “Ini Nadira adalah gadis yang sama dulu karena dia masa kecilku jadi hancur berantakan, dia telah menyembunyikan jati dirinya yang sebenarnya dari aku, dia memang pengkhianat sama saja seperti yang lain ! Yaa Khudaa berilah aku kekuatan untuk melupakan perjalanan ini, jangan biarkan aku melihat wajahnya lagi” bathin Salim sambil memegang tonggak kayu yang berdiri disebelahnya dan tak terasa tangan Salim berdarah dan diapun meninggalkan tempat tersebut.

Salah satu menteri yang merupakan paman Haidar menemui Haidar ditendanya “Kamu tahu aku jadi terkesan dengan pemikiranmu , kamu bisa sangat sangat jauh dengan pemikiranmu” , “Aku mempunyai dendam yang membara dalam hatiku, hal itu membakarku setiap saat dan membuat aku jadi mempelajari sesuatu juga, ini juga bisa terjadi pada kamu jika kamu terbakar oleh api dan menjadi kuat karenanya” kata Haidar sambil mengambil obor api yang menyala, “Dengan melihat kamu, aku jadi teringat nenek kamu Maham Anga, dia itu sangat pintar, kalau ayahmu Adam Khan dia itu dulu sangat impulsif tapi nenekmu sangat cerdas, jika dia masih hidup dia pasti akan bangga sama kamu” ujar sang menteri, “Aku terkejut sama kamu ketika kamu membuat Salim dan Jalal jadi menjauh satu sama lain, kamu telah membunuh Farhan dan mengkambing hitamkan kepala suku Tribal, kamu itu memiliki kecerdasan Maham Anga dan kekuatan Adam Khan, kamu akan bertindak lebih jauh lagi setelah ini” ujar sang menteri.

vlcsnap-2015-01-19-11h02m37s81Saat itu Salim dalam perjalanan pulang ke istana Amer dan teringat kembali pertemuannya dengan Anarkali, sementara itu di kamar Jalal “Sepertinya Salim masih berfikir bahwa kamulah yang membunuh Farhan, Yang Mulia … kamu harus bisa menyakinkannya bahwa sebenarnya kamu menginginkan Bela menikahi Farhan” ujar Jodha, “Dia masih sedikit trauma” kata Jalal, “Itu karena dia tidak tahu yang sebenarnya, jika kita mengulur ulur waktu maka anak kita akan semakin jauh dari kita, aku yakin jika kamu bicara dengannya pasti dia akan mengerti, aku tahu dia selalu kasar kalau bicara denganmu tapi bagaimanapun juga dia anak kita dan dengan melihat kondisinya, kamu seharusnya memaafkannya” ujar Jodha sambil menggelanyut manja dibahu Jalal “Dimana dia sekarang ?” tanya Jalal, “Aku ingin semuanya jelas untuk menghilangkan rasa curiganya sebelum kita kembali ke Agra” ujar Jodha, “Baiklah, aku akan melakukan hal itu” kata Jalal

Salim sudah kembali ke istana Amer, dia langsung memasuki tendanya dan marah, Salim teringat bagaimana Zil Bahar memanggil Anarkali dengan nama Nadira, Salim berteriak kencang “Tidaaaaakkkkkkk !!!!!” dan kembali teringat ketika Anarkali menolongnya ketika dia sedang terluka, kemudian dia menemukan perhiasan kepala burung merak dikamarnya, ditatapnya perhiasan itu dengan marah “Pergi kamu dari aku !” ujar Salim sambil melempar perhiasan itu, sesaat kemudian Salim merasa pusing yang tak tertahankan, dia segera mencari wadah opiumnya yang ternyata sudah kosong, Salim mencoba mencari wadah opium yang lain disemua tempat tapi tidak ditemukannya juga, kamarnya berantakan semua barang barang yang ada dikamarnya dibongkar semua tapi tetap saja Salim tidak menemukan wadah opium tersebut, sampai akhirnya dia teringat kalau dia vlcsnap-2015-01-19-11h03m18s219menyimpannya dibawah lampu diatas meja, segera dibukanya lampu tersebut dan benar disana wadah opium masih ada dan ketika Salim mau menjilat opium tersebut tiba tiba Rukayah langsung merebut wadah itu dari Salim “Apa yang kamu lakukan, Salim ? kamu mengkonsumsi opium ya ?” ujar Rukayah, “Tolong berikan itu padaku, ibu … “ pinta Salim dengan wajah kesakitan dan memelas “Apa yang terjadi padamu ? ini adalah kebiasaan buruk ! ternyata Reesham telah membuat kamu kecanduan dan ibu pikir kamu sudah sembuh tapi ternyata … ibu benar benar terkejut, kamu ternyata masih kecanduan barang haram ini ! ibu tidak akan membiarkan kamu bermain dengan nyawamu sendiri, ibu akan mengakhiri rasa kecanduanmu ! kamu harus hidup tanpa barang ini, Salim !” Salim langsung berlutut didepan Rukayah dan memohon dengan amat sangat agar Rukayah mau memberikan sedikit opium itu karena dia sudah mulai sakau, ”Aku benar benar tidak bisa hidup tanpa benda itu, ibu … “ Salim mengiba pada Rukayah “Kamu tidak bisa hidup seperti ini terus, Salim … jadi ini terakhir kalinya ibu memberikannya untukmu sedikit tapi lain kali ibu tidak akan memberikannya ke kamu lagi !” ujar Rukayah sambil memberikan wadah itu ke Salim, Salim seperti orang kelaparan langsung mengambil wadah opium itu dan secepat kilat menjilat opium itu, sementara Rukayah tersenyum sinis menatap Salim, “Aku ingin kamu menjadi pelayanku dan kamu tidak akan mengecewakan aku” bathinnya dalam hati. Setelah Salim agak tenang, Rukayah mengajaknya untuk duduk “Salim, dengar … aku tahu saat ini hubunganmu sedang renggang dengan ayahmu tapi kenapa kamu hancurkan hidupmu sendiri, nak ? ayahmu itu sangat mencintai kamu” , “Tidak ! dia tidak mencintai aku, semua orang mengkhianati aku, satu satunya orang yang aku cinta juga memberikan luka untukku, jika Yang Mulia Raja menghargai cinta dia tidak akan membunuh seseorang yang sedang jatuh cinta, dosanya sangat besar, tidak ada seorangpun yang bisa melawannya dan Mariam Uz Zamani pun tidak bisa mengutarakan pendapatnya karena untuk melindungi posisinya sendiri agar tetap aman, aku tahu mereka akan datang menemuiku untuk menghibur aku bahwa mereka itu selalu benar, Yang Mulia Raja bisa berbuat sesuka hatinya, bisa membunuh siapa saja, bisa menikahi wanita manapun, bisa melakukan apa saja !” kata Salim dengan nada marah, “Waaah … benih kebencian telah tertanam sekarang” bathin Rukayah dalam hati . Sinopsis Jodha Akbar episode 421

Sinopsis Jodha Akbar bag 421 by Sally Diandra

Sinopsis Jodha Akbar bag 421 by Sally Diandra. Dikamar Salim, Salim masih bersama Rukayah ketika Jalal dan Jodha datang menemuinya disana, Rukayah meminta Salim untuk berkelakuan baik pada kedua orang tuanya. Sesaat Jodha langsung menghampiri Salim “Salim, kami ingin bicara dengan kamu mengenai Farhan” , “Pasti ibu ingin mengatakan bahwa Yang Mulia Raja tidak membunuh Farhan bukan ?” kata Salim dengan nada marah, “Tapi itulah kenyataannya, Salim … ayahmu malah menginginkan Bela menikah dengan Farhan” ujar Jodha, “Ayah Bela lah yang membunuh Farhan” ujar Jalal, “Cerita apalagi ini ! baiklah aku terima vlcsnap-2015-01-18-07h47m38s64bahwa kamu tidak membunuh Farhan, permasalahan selesai !” kata Salim dengan nada tinggi, “Ngomong apa kamu ini, Sekhu Baba ! baik ! apapun yang kamu pikirkan pikirkanlah ! kalau kamu tidak ingin mendengarkan fakta yang sebenarnya maka tidak ada seorangpun yang bisa membuatmu percaya, dengan banyak kemarahan dan banyak kebencian maka tidak ada kenyataan yang sebenarnya yang bisa mencapai pemikiranmu !” ujar Jalal marah, “Kemarahanku ini adalah pemberian darimu, kamu benar ! aku tidak punya tempat untuk sebuah kenyataan yang sebenarnya didalam hatiku” kata Salim dengan nada tinggi, “Aku mau datang kemari karena ibumu Jodha khawatir tentang kamu tapi kamu …” Jodha segera memotong ucapan Jalal, “Dia sedang marah, Yang Mulia … lebih baik kita bicarakan nanti saja” , “Tidak perlu Ratu Jodha, biarkan dia dewasa dulu kemudian dia akan mengerti bahwa kedua orang tuanya tidak berfikir buruk tentang anaknya, kita akan berangkat ke Agra besok !” lalu Jalal meninggalkan tempat tersebut” dalam benak Jodha, Jodha berkata dalam hati sambil memandang Salim “Kami telah berusaha sebanyak mungkin untuk membuat mereka bersatu tapi sekarang mereka saling menjauhkan diri satu sama lain” sementara itu Rukayah yang sedari tadi senyum senyum senang melihat perlakuan Salim juga berkata dalam hati “Semakin banyak aku membuat Jalal dan Salim berpisah, vlcsnap-2015-01-18-07h47m51s201maka semakin sukses usahaku !”

Keesokan harinya, keluarga kerajaan Mughal sudah siap hendak meninggalkan Amer, istri Bhagwandas mendoakan agar mereka selamat dalam perjalanan pulang nanti, kakak ipar Jodha menyuruh semua anggota keluarga untuk memakan makanan yang manis sebelum mereka pergi. Hamida memeluk Ratu Amer, Bhagwandas memeluk Jalal dan mengucapkan terima kasihnya mau datang ke Amer. Maan Bai memberikan penghormatan ke Jodha “Aku ingin kamu tetap berada disini tapi sayangnya kamu harus pergi” , “Kalau aku tidak pergi lalu bagaimana aku akan kembali kesini untuk mengambil kamu dari sini ? kamu harus segera datang ke Agra” Maan Bai nampak malu malu sementara Jagat Gosain kesal melihat ulah Maan Bai, lalu Bhagwandas menanyakan keberadaan Salim “Dia mungkin telah pergi“ ujar Jalal, “Kamu tahu kan Salim itu orangnya tidak suka dengan tradisi yang semacam ini” tak berapa lama kemudian mereka meninggalkan Amer.

Sementara itu ditempat Salim, Salim sedang menyiapkan kudanya yang mau dia pakai untuk perjalanan pulang “Apakah kamu sudah bertemu dengan Anarkali ?” tanya Qutub, “Apakah kamu sudah mengatakan kedia bahwa kamu menyukainya ?”

vlcsnap-2015-01-18-07h48m27s52Sedangkan ditempat Anarkali, Anarkali sedang menunggu Salim “Qutub bilang ke aku bahwa dia akan datang untuk menemuiku tapi nyatanya dia tidak datang” kata Anarkali, “Aku dengar bahwa Farhan dan Bela sudang meninggal dunia” kata teman Anarkali , “Apa … ???” Anarkali terlihat sedih, “Lalu bagaimana dengan Qutub ?” , “Dia adalah prajurit biasa jadi tidak ada yang tahu tentang dia” Anarkali lalu mendoakan keselamatan Salim.

Kembali ketempat Salim, “Aku tidak berbicara apapun kedia, dia itu bukan siapa siapa buat aku, tidak ada sesuatu yang seperti cinta disini, semua ini hanya permainan belaka untuk semua orang, semuanya palsu, aku benci dengan dia !” kata Salim

Ditempat Anarkali “Jika ada sebuah cinta berada jauh diluar sana maka Tuhan pasti akan melindungi Qutub” , “Apakah kamu mencintai Qutub ?” tanya teman Anarkali “Aku berdoa untuknya, aku menunggunya, inilah cinta … aku mencintainya, aku berharap dia baik baik saja”

Ditempat Salim, “Aku tidak inginkan dia ada didepan mataku. Anarkali itu bukan siapa siapa akan tetapi Nadira, dialah seseorang yang menyebabkan masa kanak kanakku hancur berantakan, untungnya kita akan segera pulang ke Agra” kata Salim, “Aku harus mencari tahu bagaimana keadaannya, aku akan menemuinya !” ujar Anarkali. Anarkali datang ke istana Amer, dia melihat keluarga kerajaan Mughal sudah meninggalkan Amer, kemudian Anarkali bertanya pada salah satu pajurit, mereka bilang keluarga kerajaan Mughal sudah meninggalkan Agra, Anarkali berlari hendak mengejar Salim.

Salim sedang bersama rombongannya meninggalkan Amer, dia berdoa pada Tuhan agar tidak membiarkan dia bertemu dengan gadis itu lagi, Anarkali terus berlari mengejar Salim, dia menangis dan berdoa agar dia bisa bertemu dengan Salim sekali lagi, paling tidak melihat wajahnya sekali saja, Anarkali melihat rombongan tersebut dan mencoba mengejarnya dibelakangnya akan tetapi dia ketinggalan dibelakang. “Dia tidak bisa pergi dengan begini saja, pasti ada sebuah masalah, mungkin Yang Mulia Raja telah memenjarakannya, ini tidak bisa terjadi padanya” Anarkali lalu meninggalkan tempatnya dan rombongan kerajaan Mughal mulai menjauh darinya.

vlcsnap-2015-01-18-07h48m43s211Sesampainya dirumah Anarkali sangat sedih dikamarnya dan teringat kembali moment moment bahagia bersama Salim, bagaimana ketika dulu dia menyelamatkan Salim, sesaat kemudian ibunya datang “Nadira, kamu menghilang kemana saja tadi ? kenapa kamu menangis ?” tanya Zil Bahar, “Tidak ada apa apa, bu” , “Nadira, aku ini ibumu, katakan pada ibu apa yang menyebabkan kamu terluka, kamu kelihatan sangat sedih sepanjang hari ini” Anarkali langsung memeluk ibunya “Aku ingin pergi ke Agra, ibu” , “Tapi kamu kan membenci Agra” , “Ya … tapi Qutub ada di Agra”

Narator : “Anarkali sangat khawatir tentang Salim dan rombongan keluarga kerajaan Mughal sudah mencapai Agra namun Salim belum sampai disana.

Ditempat Anarkali, Zib Bahar, ibunya Anarkali mencoba untuk menghibur Anarkali “Mungkin dia telah mengkhianati kamu” ujar Zil Bahar, “Tapi dia telah berjanji padaku bahwa dia akan datang” kata Anarkali, “Kamu bodoh dengan menganggap bahwa dia mengatakan tentang kejujuran” , “Dia tidak seperti yang lainnya ibu, jika dia baik baik saja dia pasti akan datang menemui aku, aku yakin itu, Yang Mulia Raja pasti telah memenjarakannya, aku ingin membawanya keluar dari penjara, aku tidak ingin hidup tanpa dia … tolong bawa aku ke Agra, bu” pinta Anarkali, “Baiklah, ibu akan membicarakannya dengan ayahmu terlebih dulu” kata Zil Bahar

vlcsnap-2015-01-18-07h49m29s155Di istana Agra, Jalal dan Maan Sigh sedang latihan bermain pedang “Yang Mulia, beberapa hari lagi adalah ulang tahun pernikahanmu dengan Ratu Jodha” ujar Maan Sigh, “Waktu telah berlalu begitu lama dan tetap saja terasa seperti ketika Jodha datang pertama kali ke Agra” tepat pada saat itu Salim datang menemui mereka.

“Yang Mulia Raja, aku ingin kembali ke medan perang, aku ingin pergi dengan Rahim dalam misi ini” Jalal yang saat itu masih bertlatih pedang dengan Maan Sigh langsung menghentikan latihannya dan melemparkan pedangnya ke Maan Sigh, sesaat Jalal istirahat sebentar, sementara Maan Sigh dan Rahim yang sedang berada disana sedikit terkejut mendengar pernyataan Salim “Sekhu Baba, kamu baru saja pulang setelah 7 tahun berperang jadi aku menginginkan kamu tetap disini, aku tidak tahu mengapa kamu ingin pergi dari Agra, kamu seharusnya belajar tentang politik” kata Jalal, “Biarkan aku pergi meskipun aku akan disebut sebagai pengkhianat ayahku sendiri” ujar Salim, “Kamu tidak akan ditandai sebagai pengkhianat karena terakhir kalinya seorang ayah yang memohon padamu untuk kembali ke Agra akan tetapi kali ini seorang Raja yang memerintahkanmu, dan perintahku adalah kamu harus tetap berada disini” ujar Jalal.

vlcsnap-2015-01-18-07h49m46s68Didalam kamar Jalal, saat itu Jodha sedang memijat punggung Jalal dengan balon hangat, “Ratu Jodha, Sekhu Baba meminta aku untuk membiarkannya pergi dari sini, sebagai ayah aku diam akan tetapi sebagai Raja aku memerintahkan padanya untuk tetap tinggal disini, dia tidak akan mendengarkan aku sebagai seorang ayah jadi aku harus sedikit keras padanya” kata Jalal. “Yang Mulia, diamlah … aku sedang memijat punggungmu dengan balon hangat ini” ujar Jodha, “Ini sungguh aneh, aku ini yang mengontrol seluruh India dan kamu yang mengontrol aku” kata Jalal, “Aku adalah Mariam Uz Zamani jadi aku ingin perintahku harus dipenuhi” ujar Jodha, “Perintahmu akan segera terpenuhi, Yang Mulia Ratu” kata Jalal kemudian mereka berdua tertawa lalu Jalal berbalik terlentang menghadap kearah Jodha “Ratu Jodha, ulang tahun pernikahan kita akan segera terjadi, aku ingin kamu seperti pengantin perempuan, yang selalu malu malu ke aku, kamu tidak berubah meskipun sudah bertahun tahun, kamu memang ajaib” puji Jalal, “Kamulah yang membuat keajaiban dengan kata katamu itu” ujar Jodha, “Aku serius kamu itu tidak berubah” kata Jalal, “Tapi kamulah yang berubah” ujar Jodha, “Bagaimana bisa ?” tanya Jalal, “Dulu kamu selalu berfikir dengan logika akan tetapi sekarang kamu berfikir dengan hati” ujar Jodha, “Itu semua karena kamu, kamu memang tidak pernah berubah” kata Jalal lalu Jalal menyuruh Jodha untuk mendekat kearahnya, Jodha menurut mendekatkan wajahnya kewajah Jalal yang saat itu sudah terbaring terlentang menghadap kearahnya, namun tanpa sengaja tangan Jodha yang masih membawa balon hangat itu menempel ke mulut Jalal, Jalal mengaduh pura pura kesakitan, Jodha panic melihat suaminya kesakitan karena ulahnya, Jodha mencari tahu dibagian mana yang sakit, lalu Jalal segera memegang kepala Jodha dan secepat kilat Jalal mencium keningnya lalu tertawa melihat kepanikan Jodha, Jodha kaget begitu tau Jalal mencium keningnya “Kamu memang bisa mengontrol aku akan tetapi aku tahu bagaimana caranya memenangkan kamu” kata Jalal sambil tersenyum, Jodhapun tertawa geli mendengarnya. ... Sinopsis Jodha Akbar bag 422

Powered by Blogger.